Universitas Gadjah Mada melantik 699 insinyur baru pada tanggal 16 Juli 2024. Sebanyak 593 diantaranya dari FT UGM. Insinyur-insinyur baru ini menempuh pendidikan Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) melalui jalur reguler maupun jalur rekognisi pembelajaran lampau. Pendidikan insinyur ini dinilai penting untuk menunjukkan komitmen dan profesionalisme semua pihak yang berkecimpung di dunia keteknikan.
Salah satu insinyur baru yang mengikuti PSPPI jalur reguler yaitu Alexander Zulkarnain yang merupakan pelaku keteknikan dari Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Alexander mengikuti PSPPI di FT UGM. Motivasi belajar tinggi yang dimiliki Alexander mendorong dirinya untuk menempuh pendidikan profesi insinyur. Selain itu, Alex ingin mengetahui perkembangan dunia industri yang dapat menunjang pekerjaanya. Hal ini didukung perusahaan tempatnya bekerja yang mendorong karyawan untuk mendapatkan sertifikasi insinyur. Menurut Alexander, program PSPPI di UGM sangat baik, dosen pengampu mampu menyampaikan knowledge dan sharing pengalaman.
FT UGM juga melantik 77 insinyur perempuan, atau sebanyak 12,9% dari total peserta. Salah satu insinyur perempuan ini berasal dari Teknik Geologi yang bekerja PT Bukit Asam, Peni Rostiarti. Peni mengambil program PSPPI melalui rekognisi pembelajaran lampau dengan memberikan bukti yang relevan. Motivasi Peni melanjutkan pendidikan profesi insinyur yaitu adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan sertifikasi insinyur dan kurangnya tenaga ahli insinyur di Indonesia.
Hadirnya Peni sebagai salah satu insinyur, merupakan bagian dari setaranya peran laki-laki dan perempuan pada dunia engineering.
Insinyur baru juga berasal dari kalangan akademisi, salah satunya Muhammad Zainal Mutaqin yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Islam Riau. Zainal menyampaikan bahwa perkembangan teknologi dan industri saat ini mewajibkan sarjana teknik untuk memiliki sertifikasi profesional insinyur karena sarjana merepresentasikan keilmuan dan insinyur merepresentasikan tanggung jawab dan etika di dunia keteknikan.
(HUMAS FT/Foto UGM)