Bencana Merapi beberapa bulan yang lalu telah menelan banyak korban. Erupsi dan luncuran awan panasnya memporak-porandakan kawasan lereng Merapi hingga radius puluhan kilometer. Meskipun luncuran awan panas sudah tidak lagi keluar dari puncak Merapi, namun masih banyak persoalan-persoalan yang membutuhkan penanganan serius dari berbagai pihak.
"/>
Bencana Merapi beberapa bulan yang lalu telah menelan banyak korban. Erupsi dan luncuran awan panasnya memporak-porandakan kawasan lereng Merapi hingga radius puluhan kilometer. Meskipun luncuran awan panas sudah tidak lagi keluar dari puncak Merapi, namun masih banyak persoalan-persoalan yang membutuhkan penanganan serius dari berbagai pihak.
"/>
Pemulihan dan Penataan Kawasan Kali Code – Fakultas Teknik
Bencana Merapi beberapa bulan yang lalu telah menelan banyak korban. Erupsi dan luncuran awan panasnya memporak-porandakan kawasan lereng Merapi hingga radius puluhan kilometer. Meskipun luncuran awan panas sudah tidak lagi keluar dari puncak Merapi, namun masih banyak persoalan-persoalan yang membutuhkan penanganan serius dari berbagai pihak.
“Kita sudah memasuki peroide sekunder pasca Erupsi Merapi yang justru pada periode ini terjadi banyak hal yang tidak terduga seperti banjir lahar dingin disepanjang Kali Code dan material yang melumpuhkan jalan Jogja-Magelang,” ujar Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., Wakil Rektor UGM Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha, mewakili Rektor UGM ketika membuka Diskusi Pemulihan dan Penataan Masa Depan Kawasan Kali Code Berbasis Resiko Bencana, Rabu (27/1), di Ruang Sidang 2.1 Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM.
Pada kesempatan tersebut Ir. Toni, panggilan akrab Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., menyampaikan bahwa masyarakat disekitar Kali Code beserta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah perlu melihat fenomena dan mendiskusikan bersama solusi-solusi terbaik untuk Kali Code. Senada dengan Ir. Toni, Dekan Fakultas Teknik UGM, Ir. Tumiran M.Eng., Ph.D., juga menyampaikan perlunya pemikiran-pemikiran strategis dari masyarakat di kawasan Kali Code.
“Erupsi Merapi disebut bencana karena sudah memakan banyak korban dan ratusan orang kehilangan rumah dan harta benda. Sekarang ini lahar dingin yang mengancam warga terutama di sepanjang Kali Code pasca erupsi. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memikirkan solusi terbaik serta manfaat-manfaat yang bias kita peroleh dari aliran lahar dingin Merapi ini,” terang Ir. Tumiran dihadapan sekitar 75 peserta Diskusi perwakilan dari Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota, para Camat dan Kepala Desa di lingkungan Yogyakarta, serta masyarakat komunitas Code. Diskusi Pemulihan dan Penataan Masa Depan Kawasan Kali Code merupakan kontribusi Fakultas Teknik UGM yang menggabungkan teknologi Geospasial dengan perspektif masyarakat yang ada di sekitar Kali Code.
Selain diskusi, pada kesempatan tersebut juga dilakukan Peresmian Peta 1000 Ide untuk Code. (nn)