YOGYAKARTA-Mobil Semar UGM berhasil meraih penghargaan prestisius The Best Technical Innovation Award pada kompetisi Shell Eco-Marathon (SEM) 2011 yang diadakan di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, 8-9 Juli lalu. Mobil Semar UGM berhasil meraih penghargaan itu setelah mengalahkan 135 kendaraan hemat energi yang dilombakan di tingkat Asia. Menurut Dr. Jayan Sentanuhady, pembimbing dan penanggung jawab tim Semar UGM, dalam kompetisi itu UGM mengirimkan dua kendaraan hemat energinya, yakni Semar Urban dan Semar Proto. “Penghargaan prestisius tersebut diraih mobil Semar setelah mengalahkan 135 kendaraan hemat energi lainnya,” kata Jayan, Selasa (12/7).
Menurut Jayan, kedua mobil tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan kendaraan yang dikirim pada 2010 lalu. Kedua kendaraan UGM ini sebelumnya sudah lolos persyaratan teknik terlebih dulu. Jayan yang ikut mendampingi tim Semar UGM menuturkan dari lima kali race yang diizinkan, kendaraan Semar Urban mampu melakukan race dengan baik dan sukses hingga lap terakhir yang disyaratkan dengan pencapaian terbaik 71 km/lt. Dengan pencapaian itu, Semar Urban menduduki rangking 3 untuk kelas urban dengan bahan bakar gasoline. “Untuk kelas Urban Gasoline, tim-tim Indonesia mendominasi karena rangking 1 sampai 4 diduduki oleh tim-tim dari Indonesia,” terang Jayan.
Sementara itu, Semar Proto dari lima kali race yang diizinkan hanya dapat lolos tiga race karena satu race difinalti disebabkan waktu terlalu lama, 6 detik, dan satu race lagi ban sebelah kiri pecah. Dari perolehan tiga race tersebut, Semar Proto yang mengikuti kelas prototype gasoline hanya mampu menempuh milage terbaik 137 km/lt. Tentu ini jauh dari perolehan tim dari Thailand yang mampu menempuh 1600-an km/lt untuk kelas yang sama. “Memang kita akui dengan kondisi ini kita harus banyak belajar dan bekerja keras,” ujar Jayan singkat.
Meskipun Semar Proto tidak sanggup mencapai milage terjauh, kendaraan ini mendapatkan The Best Technical Innovation Award, penghargaan bergengsi untuk penggunaan inovasi teknis terbaik pada mesin yang menggerakkan mobil Semar Proto. Semar Proto, menurut Jayan, menggunakan teknologi yang bagus dan maju hasil inovasi mahasiswa. Namun, mesin tersebut harus menggerakkan bodi yang ‘bongsor’ dengan berat 76 kg, belum termasuk berat badan pengemudinya. Bodi seberat itu dua kali berat mobil Semar generasi dua, yang mempunyai berat 34 kg, yang digunakan untuk kompetisi SEM 2010 lalu. “Maka akan sangat sulit untuk mendapatkan milage yang baik bila berat mobil masih berat,” pungkas Jayan. (Humas UGM/Satria AN)
sumber: www.ugm.ac.id