Sabtu (27/6), Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI, Dr. Ir. Djoko Kirmanto, meresmikan peluncuran Stasiun Global Positioning-Continously Operated Reference Station (GPS-CORS) di Plaza KPTU Fakultas Teknik (FT) UGM. Peresmian ditandai dengan pemencetan tombol pada GPS dan penandatanganan prasasti. Tampak hadir mendampingi dalam acara tersebut, Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha (WR APU) UGM, Dekan FT UGM, dan Ketua Jurusan Teknik Geodesi FT UGM. Peluncuran stasiun referensi GPS aktif ini menandai peringatan Dies Emas 50 Tahun Jurusan Teknik Geodesi FT UGM.
Menteri PU menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada UGM, khususnya Jurusan Teknik Geodesi, yang telah mendirikan stasiun aktif GPS-CORS. Munculnya teknologi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan UGM dan kehidupan bangsa. “Stasiun GPS ini saya harapkan membantu memudahkan kegiatan kegeodesian dan mempermudah monitoring bangunan-bangunan berstruktur raksasa. Selain itu, juga membantu mempermudah berbagai kegiatan survei dengan capaian hasil yang lebih akurat, tepat, dan cepat,” ujarnya berharap.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjadwadi, M. Eng., Ph.D., dalam sambutannya yang dibacakan oleh WR APU UGM, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., mengucapkan selamat kepada Jurusan Geodesi atas capaiannya dalam mewujudkan pendirian stasiun aktif GPS. “Saya senang karena sampai saat ini UGM masih berkomitmen untuk melakukan terobosan-terobosan baru di bidang teknologi, khususnya teknologi kegeodesian. Ke depannya saya harapkan bisa dimunculkan kembali teknologi-teknologi baru yang semakin berkualitas serta bermanfaat bagi dunia pendidikan dan publik,” katanya.
Sementara itu, dijelaskan oleh Ketua Panitia Setengah Abad Jurusan Teknik Geodesi FT UGM, Trias Aditya K.M., S.T., M.Sc., Ph.D., stasiun GPS aktif merupakan stasiun yang difungsikan sebagai CORS yang bekerja secara terus menerus selama 24 jam/hari. Stasiun ini berfungsi untuk memberikan koreksi koordinat pada pengukuran posisi dengan menggunakan receiver GPS, GLONASS/GNSS (Global Navigation Satelite System), sehingga diperoleh hasil yang akurat.
Stasiun referensi GPS aktif mengeluarkan data koreksi terhadap kesalahan hasil hitungan koordinat akibat adanya gangguan penerimaan sinyal dari satelit GPS, baik karena ketidakstabilan lintasan satelit maupun oleh gangguan ionosfer. Dengan adanya data koreksi dari stasiun GPS aktif, akan diperoleh tingkat ketelitian sampai orde milimeter sehingga perubahan sekecil apapun pada struktur bangunan dapat diketahui.
“Salah satu aplikasi penting dari sistem ini adalah monitoring deformasi struktur bangunan raksasa, seperti Jembatan Suramadu, Candi Borobudur, dam/bendungan, serta layanan mitigasi bencana di area sekitar stasiun referensi. Melalui cara ini diharapkan kejadian bencana, seperti jebolnya tanggul Situ Gintung bisa dihindari,” jelas Trias Aditya
Stasiun ini merupakan stasiun aktif pertama yang dibangun dengan menggunakan sistem terbuka. Perangkat pendukung yang dipakai tidak berasal dari satu merk tertentu, tetapi dengan sistem integrasi yang dikembangkan oleh civitas akademika dan alumni Jurusan Teknik Geodesi UGM secara mandiri serta dukungan kalangan industri survei pemetaan dalam dan luar negeri. Di samping itu, stasiun ini juga dilengkapi dengan kemampuan menangkap sinyal satelit GPS (Amerika) dan GLONASS (Rusia). Untuk saat ini, ditambahkan Trias Aditya, data koreksi stasiun referensi GPS aktif sudah dapat diakses melalui metode Networked Transport of RTCM via Internet Protocol (NTRIP) yang bisa diperoleh secara cuma-cuma. (Humas UGM/Ika)
sumber: ugm.ac.id