Empat mahasiswa Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) UGM yaitu Muhammad Faiz Zifa, Rizal Bagja Wiguna, Wahyu Apriliyanto, dan Wisnu Pamungkas, meneliti kinerja arrester saat tersambar petir yang sangat cepat. Arrester merupakan salah satu alat dalam sistem tenaga listrik yang digunakan untuk melindungi aliran listrik dari sambaran petir. Dengan dibimbing Prof. T. Haryono, keempat mahasiswa tersebut melakukan penelitian dengan menggunakan arrester jenis ZnO dan diuji dengan alat pembangkit petir di laboratorium Teknik Tegangan Tinggi, DTETI.
Ide penelitian ini berawal dari fakta bahwa Indonesia adalah negara dengan intensitas petir tertinggi di dunia. “Gangguan yang paling dominan dalam sistem tenaga listrik di Indonesia disebabkan oleh sambaran petir. Sambaran petir yang langsung pada sistem tenaga listrik dapat merusak peralatan dan mengakibatkan pemadaman listrik secara luas.” kata Faiz selaku ketua tim penelitian di FT UGM, Jumat (3/6).
Faiz menjelaskan bahwa kecepatan sambaran petir tidak dapat diprediksi, sehingga dimungkinkan adanya sambaran petir yang sangat cepat. Untuk melindungi sistem tenaga listrik dari sambaran petir tersebut digunakanlah arrester sebagai peralatan pelindung utama dan saat ini jenis arrester yang paling banyak digunakan adalah arrester ZnO. Namun, pabrik pembuat arrester ZnO ini hanya menguji arrester pada nilai sambaran petir yang sudah ditentukan, tanpa memperhitungkan kinerja arrester saat tersambar petir yang sangat cepat. Karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang kinerja arrester ketika sistem tenaga listrik tersambar petir yang sangat cepat.
Hasil penelitian pertama yang telah dilakukan pada arrester ZnO 20kV POLIM-D menunjukkan bahwa, apabila terkena sambaran petir, arrester akan bekerja dengan memotong nilai tegangan sambaran petir saat nilai tegangan batas toleransi arrester tersebut terlampaui dan mengalirkan tegangan lebihnya ke tanah. Selanjutnya Rizal menambahkan, ”Terkait dengan efek kecepatan sambaran petir pada kinerja arrester. Pada penelitian yang telah dilakukan, kecepatan sambaran petir dapat terlihat dari nilai waktu muka gelombang sambaran petirnya. Semakin cepat gelombang sambaran petir, maka terjadi kenaikan nilai tegangan potong hasil kinerja arrester ZnO. Nilai tegangan potong hasil kinerja arrester ini mengalir di saluran, sehingga saat nilai tegangan ini tinggi, maka tegangan tersebut semakin membahayakan sistem tenaga listrik dan dapat menimbulkan adanya pemadaman listrik.”
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terkait pengembangan komponen arrester agar dapat bertahan pada berbagai variasi kecepatan sambaran petir, karena arester merupakan komponen yang penting dalam melindungi sistem tenaga listrik dari sambaran petir, terutama pada saluran udara tegangan menengah yang menggunakan arrester 20kV di Jawa, Madura, dan Bali (JAMALI) sehingga tidak mudah terjadi pemadaman listrik akibat sambaran petir.