YOGYAKARTA – Mahasiswa Arsitektur UGM memamerkan maket sepanjang 6 kilometer tentang konsep desain kawasan heritage sepanjang 2,4 kilometer dari Tugu Yogyakarta-kawasan titik nol kilometer. Salah satu desain adalah tersedianya spot bangunan heritage di sepanjang jalur tersebut dan jalur andhong tracking untuk memperluas peran andhong sebagai media transportasi alternatif.
Aseptian Affianto, mahasiswa Arsitektur angkatan 2008, mengatakan maket merupakan hasil Kuliah Kerja Arsitektur tahun 2011 yang melakukan penelitian tentang bangunan heritage di daerah Jogja, Solo, dan Malaka, Malaysia. “Yang kita pamerkan kini merupakan studi arsitektur kawasan Tugu-titik nol kilometer. Rancangan ini merupakan desain arsitektur ke depan, imaging line tracking,” kata Affianto usai mempresentasikan hasil maket di hadapan Walikota Yogyakarta, Jumat (6/5).
Ia menambahkan jalur sepanjang kawasan heritage memiliki jalur lambat, di bagian timur terdapat kawasan pedestrian dan guilding block bagi difabel. Pola pedestrian diselaraskan dari area Tugu jogja hingga area sebelum alun-alun utara menunjukkan pola yang tidak hanya berhenti hingga kawasan kilometer nol saja, tetapi mendukung imaging line heritage tracking. “Kelebihan di sini ada tracking bagi andhong di setiap spot heritage dan jalur pedestrian,” katanya.
Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, cukup antusias mengamati maket yang dipamerkan. Ia berharap maket tersebut sesuai dengan visi pembangunan yang tengah dilaksanakan Pemkot Yogyakarta. Kendati begitu, tidak mudah merealisasikan ide dalam pembangunan kawasan tersebut.
Herry membandingkan dengan China. Ia pernah melihat maket pembangunan kawasan perkotaan, yang konsep desain arsitekturnya dapat terwujud lima tahun kemudian. “Di China, tidak ada tanah milik perseorangan, semuanya milik negara. Tapi di sini, banyak tanah milik pribadi,” imbuhnya. Ia mencontohkan tanah kosong yang berada di utara bekas bangunan Hotel Tugu tidak dapat dilakukan penataan karena terkendala faktor kepemilikan.
Pameran arsitektur yang mengambil tema ‘Jogja Istimewa, Merangkul Dunia’ berlangsung Jumat-Minggu, 6-8 Mei 2011, di Monumen Serangan Umum Satu Maret, Yogyakarta. Pembukaan pameran ditandai dengan pemukulan gong oleh Walikota Yogyakarta. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
sumber: www.ugm.ac.id