Jepang, 01-12 Desember 2015. Setelah mengikuti KKN 2015 antar semester yang melibatkan dua universitas dari Jepang yaitu 8 orang mahasiswa dari Aoyama Gakuin University dan 2 orang mahasiswa dan 2 orang professor dari Shizuoka University. Maka Shizuoka University memilih 2 orang dari 30 mahasiswa yang akan mengikuti program exchange di Shizuoka university dimulai dari tanggal 1 sampai 12 Desember 2015 makas terpilihlah 2 mahasiswa yang diwakili oleh Riri Kumalasari Eka Pratomo dari teknik Undustri dan Dede Taopik Herdiansyah dari Teknik Nuklir, dan seorang dosen Djaka Marwasta dari Fakultas Geografi. Kegiatan Exchange ini tidak hanya diikuti oleh UGM saja, namun ada 6 orang mahasiswa dari National University of Singapore.
Program ini merupakan program penelitian lanjutan antara kedua universitas dimana akan ada setiap tahunnya mahasiswa yang akan mengkuti program students exchange ini sudah tahun ketiga program ini dilaksanakan.
Rangkaian acara yang dilakukan selama kegiatan berlangusng adalah berkunjung ke fasilitas pendidikan di Shizuoka University, menginap di Izu Peninsula dan merasakan bagaimana rumah tradisional jepang dan budaya jepang, selama dua hari dengan 6 orang mahasiwa Shizuoka University disana kami berkujung ke onsen (pemandian airpanas jepang) dan makan-makanan tradisonal jepang, menginap di rumah tradisional jepang yang berumur 200 tahun. Setalah itu hari berikutnya kami homestay di rumah mahasiswa Jepang selama dua hari dan iktu kegiatan bersama-sama keluraga jepang mengikuti simulais bencana tsunami semua orang berkumpul disatu lapangan. Slenjutnaya kamu berkunjung ke Higashi Toyoda Center yang meruapakn sekolah dasar dan taman kanank dijepang, melihat bagaiaman anak SD diajarkan secara langsung lebih kepada prakteknya, ada kelas musik, kelas berkebun dan kelas memasak.
Hari berikutnya berkunjung ke Shizuoka Disaster Prevention center, disini kami belajar bagaiaman jepang memeprsiapkan penanggulangan bencana tsunami dan gempa yang ssering terjadi dinegranya, mereka membuat alat-alat yang berguna untuk pertahanan gemapa seperti rangkaian rumah dan kasur anti gempa, setipa perabotan ditempelkan ke dinding dan persediaan makanan mereka yang bisa digunakan selama 7 hari ketika gempa atau tsunami datang. Pada kunjungan kali ini kami mencoba simulasi gempa 8 skalai ricthter, disana pemandu menjelaskan tentang kesiapan negara jepang dalam mengahdapai bencana, negara jepang enympang steiap pasokannnya di gedung-gedung publik seperti sekolah, universitas dan kantor-kantor pemeirntah. Indonesia harus banyak belajar dari jepang.
Kami berkunjung ke tower evakuasi dari bencana gempa dan tsumani dimana tower ini dibuat 10 meter dari permukaan tanah dengan kontruksi dari baja, sebagai tempat evakuasi dan tenaga listrik yang berasal dari tenaga surya. Selanjutnya berkunjung ke Hamaoka Nuklir Power Plant, fasilitas nuklir yang ada di frefectur shizuoka, disini pengamanan yang diberlakukan sangat ketat, sebagai negara industri yang maju jepang mengandalakn 40 persen engeri dari PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir), walapaun negara yang sering dilanda gempa jepang sudah siap dengan macaman itu yang berlajar dari kegagalan bencana fukushima dengan membangun tembok besar di pinggir pantai untuk mengahalangi tsunami dan membangun supply cadangan listrik jauh di atas gunung untuk digunakan apabila genset rusak karena tsunami, disana peralatan yang digunakan sangat canggih, terutama untuk sistem kemanana yang berlapis-lapis, adanya perekaman wajah setiap pengunjung ketika berkunjung, dan tidak diperbolehkannya memotret selama kunjungan.
Terakhir adalah presentasi tentang program KKN yang dilakukan selama diindponesia dengan trasnlator dari jepang dan bersama-sama dengan mahasiswa jepang untuk memperkenalkan program KKN yang ada di Indonesia, mereka sangat antusias dan banyak yang memberikan komentar postif tentang program ini. Dari perjalananan yang telah dilakukan dengan segala kemajuan negara jepang saya sanagt yakin berwal dari program KKN (kuliah kerja nyata) mealalui pemberdayaan masyarakat indonesia akan maju kedepannya. (Dede Taopik H)