YOGYAKARTA – Salah satu tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) UGM melakukan penelitian di bidang deteksi dan pemantauan kebocoran pipa air. Sistem deteksi dilakukan dengan alat yang mampu merekam getaran akibat aliran air di dalam pipa. Sinyal dari sensor getaran ini kemudian ditampilkan pada komputer melalui fitur GUI (Graphical User Interface) yang telah dirancang.
Nur Chalim sebagai ketua PKM menuturkan bahwa penelitian ini sangat penting untuk dilakukan disebabkan oleh banyaknya kasus kebocoran pipa air. “Dari data yang kami dapatkan, ternyata jumlah kehilangan air atau Non-Revenue Water (NRW) di Indonesia rata-rata sebanyak 31% dari total produksi air minum nasional sebesar 127.000 liter/detik. Apabila diukur dari aspek finansial, kerugian akibat kehilangan air ini dapat mencapai Rp 2,48 triliun/tahun”, kata Nur Chalim menjelaskan urgensi penelitiannya.
Selain Nur Chalim Wachidah, anggota lain yang terlibat dalam penelitian ini yaitu Randy Frans Fela, Lisa Fita Sari, dan Zulfi Aulia Rachman, yang merupakan tim dari ARC (Acoustics Research Center) Jurusan Teknik Fisika UGM.
Dari sisi teknis di lapangan, Zulfi menjelaskan, “metode untuk mendeteksi kebocoran pipa sudah cukup banyak. Beberapa di antaranya adalah dengan vibrasi, akustik, ultrasonik, dan perbedaan tekanan. Teknologi dan peralatannya juga sudah ada akan tetapi masih relatif mahal. Oleh karena itu penelitian kami tidak hanya sampai pada peralatan dan analisis melainkan juga perancangan tampilan sebagai program antar muka untuk operator”.
“Kami telah melakukan survei. Memang telah banyak peralatan yang beredar di pasaran dan tinggal pakai, tapi kita tidak bisa bergantung terus menerus. Selain itu, umumnya dengan fitur atau kemampuan yang standar, peralatan untuk sistem deteksi dan pemantauan biasanya harga peralatan sangat mahal. Jika kita bisa membuatnya dengan kualitas yang sama, maka akan lebih menguntungkan dan mudah dijangkau terutama oleh pihak PDAM”, sambung Lisa.
Sebagai anggota sekaligus Koordinator ARC, Randy menjelaskan bahwa untuk saat ini peralatan dan program antar muka yang dirancang masih dalam pengembangan karena perlu dilakukan beberapa tahap uji coba. “Beberapa waktu ke depan, kami berharap hasil penelitian ini dapat membantu mengatasi permasalahan kebocoran pipa baik pada level produsen dan distributor seperti PDAM maupun pada konsumen”, jelasnya.