Sejak tahun 2013, Indonesia telah menjadi negara dengan produksi kelapa sawit terbanyak di dunia. Kondisi ini membuat limbah kelapa sawit, seperti pelepah dan tandan kosong melimpah. Limbah pelepah sendiri setiap tahunnya mencapai sekitar 298,8 juta ton. Sementara tandan kosong mencapai 28,1 juta ton. Hal ini menarik Jonathan Kent Sorensen, Yohanes Susanto, dan Natali Gupita Abhirama, mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada untuk menggali potensinya menjadi produk dengan nilai ekonomis lebih tinggi.
Produk yang dipilih oleh ketiganya adalah kertas solid bleached sulphate. Kertas solid bleached sulphate merupakan bahan baku pembuatan gelas kertas dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini, gelas kertas digunakan sekitar 18 milyar per tahunnya. Gelas kertas yang selama ini diproduksi menggunakan kayu pohon sebagai bahan baku serta pelapis plastik polietilen. Hal ini membuat produksi gelas kertas menjadi tidak ramah lingkungan. Kedua limbah kelapa sawit dapat diolah menjadi solid bleached sulphate sebagai bahan baku gelas kertas ramah lingkungan. Substitusi pelepah sebagai bahan baku pembuatan kertas dan tandan kosong kelapa sawit sebagai pelapis dapat mengatasi permasalahan-permasalahan di atas.
Buah pemikiran ketiganya di bawah bimbingan Wiratni Budhijanto, S.T., M.T., Ph.D. kemudian dituangkan dalam karya tulis ilmiah berjudul Gelas Kertas Ramah Lingkungan Berbahan Baku Pelepah dan Tandan Kosong Kelapa Sawit. Karya tulis ilmiah ini pun berhasil meraih juara ketiga pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Airlangga Chemistry on Weekend 2.0 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga pada 14 dan 15 Oktober lalu.
Jonathan Kent Sorensen sebagai ketua tim mengaku bangga dengan hasil yang diperoleh. Untuk ke depannya, dia berharap mahasiswa UGM semakin menjadi pribadi yang kompetitif dan pihak UGM sendiri dapat memberikan tindak lanjut lebih baik terhadap implementasi karya mahasiswa yang ada.