Di antara kemajuan fasilitas-fasilitas masyarakat kota Bantul yang mulai berkembang, di antara kemajuan pemikiran-pemikiran pemudanya, di antara harapan-harapan warga dan pemerintahannya, mungkin benar bahwa kita harus berhenti sejenak untuk membuka mata dan masuk ke jalan setapak. Masuk ke daerah Ringinharjo, mencari desan Deresan, lalu berkunjung ke sebuah rumah sederhana yang darinya terdengar suara mesin pada saat-saat tertentu.
Rumah sederhana itu adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) Bordir dengan nama Murkandariyah Bordir. Terbatasnya supply listrik karena mereka masih menyalur sumber dari rumah tetangga, membuat UKM ini hanya mampu berproduksi pada jam-jam tertentu yaitu pukul 09.00 – 15.00 WIB atau pukul 23.00 – 03.00 WIB menyesuaikan penggunaan peralatan listrik lain. Keterbatasan ini membuat pemiliknya, ibu Arif, sering menolak pesanan yang datang.
Sementara di lain sisi, adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai pada akhir tahun nanti membuat UKM-UKM di Indonesia harus mampu bersaing dengan usaha-usaha dari negara lain di ASEAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk bertahan pada masa itu setiap UKM harus memiliki nilai tambah produksi. Inilah yang menggerakkan hati tim I-Sys UGM untuk setidaknya menerapkan ilmu di dunia keteknikan setelah melakukan survey potensi lingkungan mitra yaitu dengan meningkatkan nilai tambah produksi mitra melalui pemberian supply energi listrik terintegrasi antara tenaga pikohidro aliran irigasi dan tenaga surya.
“Aliran irigasi ini cukup deras dan hampir tidak pernah surut sehingga kami mendesain pembangkit listrik tenaga pikohidro. Selain itu, potensi energi surya di sini juga bagus untuk menjadi sumber energi listrik.” Ungkap Tanri Muhammad Rizal (Teknik Elektro 2011), ketua tim I-Sys. Salah satu anggota, Muhammad Rifki Ali (Teknik Elektro 2011) menambahkan, “Karena ada dua potensi sumber energi, maka kami membuat sistem hybrid dari keduanya.” Ya. Itulah yang membuat Tanri dan Ali bersama tim yaitu Barkah Zuhdi Bardani (Teknik Fisika 2010), Suci Wulandari (Teknik Fisika 2013), dan Ellena Wulandari (Teknik Fisika 2013) mengajukan ide sistem hybrid I-Sys untuk didanai DIKTI melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Proyek yang mendapat pendanaan sejak bulan Maret 2015 ini masih berjalan dengan harapan mitra mampu meningkatkan nilai tambah produksinya melalui energi terbarukan. Integrasi pikohidro dan surya yang dapat menjadi salah satu nilai tambah produksi mitra sesuai dengan konsep ekonomi hijau akan mengenalkan mitra pada penggunaan serta perawatan energi terbarukan di daerah pedesaan. Selain itu, sistem ini juga memberikan kesempatan kepada mitra untuk turut membantu program pemerintah dalam mengurangi emisi CO2 dari penggunaan listrik. Sebagai pendukung utama peningkatan nilai tambah produksi tersebut, sistem I-Sys mampu meningkatkan produktivitas usaha mitra hingga dua kali lipat.
“Alhamdulillah. Saya tidak perlu lagi merepotkan tetangga dan memilih waktu-waktu tertentu untuk membordir”, ungkap ibu Arif. Keberhasilan sistem yang akan selesai pada pertengahan bulan Juni ini diharapkan menjadi role model pengembangan energi terbarukan dengan sistem hybrid sumber energi untuk UKM di pedesaan. “Karena I-Sys bukan hanya sebuah ketidakterbatasan, tetapi melampaui ketidakterbatasan sebuah inovasi”, ungkap Barkah Zuhdi Bardani.
“Kita mesti berhenti membeli rumus-rumus asing. Diktat-diktat hanya boleh memberi metode. Tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan. Kita mesti keluar ke jalan raya. Keluar ke desa-desa. Mencatat sendiri semua gejala. Dan menghayati persoalan yang nyata.” (WS Rendra, Sajak Sebatang Lisong)
Ditulis oleh: Ellena Wulandari, mahasiswa S1 Program Studi Teknik Fisika UGM