Mahasiswa Teknik Fisika UGM berpartisipasi dalam High-Level Policy Dialogue on Technology Transfer for Smallholder Farmers di Bogor pada 13 Februari 2013 dengan mempresentasikan hasil penelitian tugas akhirnya. Konferensi ini diselenggarakan oleh The Centre for Alleviation of Poverty through Sustainable Agriculture (CAPSA), salah satu badan PBB di bawah departemen Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), bekerjasama dengan European Union dan Pemerintah Indonesia. Konferensi ini bertujuan untuk menyediakan forum diskusi bagi para pembuat kebijakan, ilmuwan dan praktisi untuk mengatasi tantangan transfer teknologi ke petani kecil di kawasan Asia dan Pasifik.
Konferensi ini berkontribusi dalam peningkatan pengetahuan dan kesadaran bagi pembuat kebijakan tentang tantangan dan pilihan yang terkait dengan upaya memfasilitasi transfer pengetahuan dan adaptasi teknologi pertanian berkelanjutan kepada petani kecil di Asia dan Pasifik guna menjamin ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kerjasama dalam mengurangi kemiskinan dan melestarikan lingkungan hidup.
Pada pertemuan tersebut Agus Setiawan didampingi dosen pembimbing penelitian skripsinya, Dr. Ahmad Agus Setiawan, mempresentasikan paper yang berjudul “Solar Powered Aeration Technology Transfer for Fish Farmer : A Student Perspective” dalam sesi presentasi paralel Improved Processes to Enhance Adoption of Technologies by Smallholder farmers. Sedangkan abstract yang berjudul “Renewable Energy Technology Transfer for Rural Smallholder Farmers through Community Development Program” terpilih untuk dipresentasikan dalam kategori poster.
Dalam pertemuan tersebut dijelaskan proses transfer teknologi energi terbarukan untuk mendukung pertanian yang melibatkan mahasiswa didalamnya. Beberapa poin utama yang disampaikan yaitu penerapan teknologi harus sesuai dengan kebutuhan dan menyesuaikan dengan perkembangan infrastruktur dan perkembangan paralel pasar dan fasilitas lokal, perlunya memperkuat organisasi lokal yang sudah terbentuk untuk menerima dan mengelola teknologi/dukungan finansial dari pihak lain, dan perlunya “good friend” atau “good supporter” yang memahami benar-benar kondisi dan budaya lokal untuk melakukan pendampingan, seperti yang dilakukan mahasiswa UGM pada program kuliah kerja nyata (KKN) ataupun program kreatifitas mahasiswa PKM-M. Pengetahuan dan teknologi lokal yang telah dimiliki petani kecil pada umumnya mudah diterima secara sosial. Dalam hal ini bukan berarti tidak menggunakan teknologi yang lebih baik, teknologi harus dikompromikan dengan tingkat perkembangan petani sehingga sedikit demi sedikit transfer teknologi dapat sampai kepada petani kecil.
Pada pertemuan ini menghadirkan pembicara dalam sesi diskusi, yaitu H.E. Mr. Ghulam Sakhi Ghairat dari Embasssy of the Islamic Republic of Afghanistan, Dr. Ir. Haryono dari Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, Miliakere Nawaikula yang merupakan perwakilan dari Ministry of Primary Industries Fiji, Dr. Raghunath Ghodake, Director General of National Agricultural Research Institute – Papua New Guinea, Dr. Grace Wong dari Center for International Forestry Research (CIFOR) dan Ika N. Krishnayanti dari Indonesian Peasant Alliance. Pertemuan diawali dengan opening remarks oleh Mr. Shun-ichi Murata, Deputy Executive Secretary of the United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) serta Ms. Adelina Nicolaie, Program Manager, Technology Transfer for Food Security in Asia, European Commission, Directorate-General for Development and Cooperation Europe Aid, Brussels.