Dua mahasiswa S-1 prodi Arsitektur, Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan (JUTAP) UGM berhasil meraih Juara 2 dalam Indonesia Landscape Design Competition (ILDC) 2015 yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) IPB, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bogor dan Komunitas Burung Indonesia pada Sabtu (17/10/2015) di Balaikota Bogor.
Kedua mahasiswa tersebut, Bayu Kusuma Adi dan Natasha Nurul Annisa, mendesain ulang kawasan Hutan Kota Ahmad Yani yang terletak di tengah kota Bogor untuk menjadi habitat yang aman dan nyaman bagi burung yang menetap maupun bermigrasi. Hal yang tidak mudah dilakukan, mengingat situasi sekitar yang merupakan kawasan kota padat aktivitas dan memiliki tingkat kebisingan tinggi.
Mereka mengangkat konsep utama ‘’Co-Exist: It’s Mine, It’s Yours, It’s Ours!” yang menekankan pentingnya manusia berbagi habitat dengan alam. Pengalaman ‘co-exist’ tersebut dihadirkan dalam pembagian kawasan ke dalam 3 zona, yakni Bird Sanctuary, Human Sanctuary, dan Co-existence Area. Bird Sanctuary yang memiliki luasan yang paling besar difokuskan untuk menjadi habitat burung yang aman dan nyaman dengan kumpulan vegetasi lokal. Human Sanctuary yang menjemput pengujung dari entrance dilengkapi dengan fasilitas bermain dan bersantai, juga dengan groundcover warna-warni yang atraktif.
Sedangkan Co-existence Area menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat lingkungan sekitarnya melalui perspektif burung, 3 meter di atas tanah, maupun mengintip kehidupan burung melalui shelter on ground. Kehidupan yang berkelanjutan juga menjadi perhatian dan diupayakan melalui sistem pengolahan air hujan on site untuk irigasi koridor hijau.
Sebelum menuju ke Bogor untuk mengikuti penjurian terbuka, karya para mahasiswa telah disaring terlebih dahulu melalui penjurian tertutup, bersama dengan karya-karya mahasiswa arsitektur dan arsitektur lanskap lainnya dari seluruh Indonesia. “Kami sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk lolos ke penjurian terbuka dan pada akhirnya mendapatkan juara 2. Masukan dari juri, terutama di bidang vegetasi dan lanskap, sangat bermanfaat bagi kami dan akan memperkaya wawasan kami sebagai arsitek nantinya,” ujar Bayu.