Jumlah wisudawan yang berpredikat cum laude pada Wisuda Program Sarjana dan Diploma Periode III Tahun Akademik 2018/2019 sebanyak 480 lulusan, atau 45,11 persen dari total yang lulus.
Novie Chiuman merupakan wisudawati yang terpilih sebagai wakil wisudawan Fakultas Teknik dengan IPK 3.96 pada Rabu (22/5/2019) di Grha Sabha Pramana UGM.
Pencapaian Novie menembus IPK hampir sempurna ini tidak luput dari kerja kerasnya selama ini.
Ia lebih memilih menyibukkan diri dengan praktikum dan proyek dosen sebagai pengembangan teorinya di kelas.
“Saya sering ikut proyek dosen. Dan ini mengajarkan saya untuk melatih skil praktik sekaligus menambah pengalaman,” terang Novie kepada KAGAMA, belum lama ini.
Selama kuliah di Teknik Geodesi, Novie tidak mengikuti berbagai organisasi di kampus.
Akan tetapi, bukan berarti ia jauh dari kegiatan sosial masyarakat.
Ia memilih mengembangkan jiwa bersosial lewat pengembangan diri ketika kerja kelompok dan membantu proyek dosen.
“Saya memilih mengembangkan diri karena memang banyak tugas praktikum yang tidak bisa saya tinggalkan,” imbuh lulusan Teknik Geodesi ini.
Dara asal Medan ini sering memanfaatkan selasar Kantor Pusat Fakultas Teknik (KPFT) sebagai tempat mengerjakan berbagai praktikumnya.
Kesibukan belajar dan kuliah Novie selama ini memang ia niatkan sedari awal.
“Saya datang di sini untuk kuliah, jadi saya lebih mementingkan waktu untuk kuliah,” jelasnya.
Terkait IPK, Novie sangat senang dapat meraih nilai kuliah hampir sempurna.
Namun, ia menganggap IPK bukan sebagai harga mati.
Menurutnya, mahasiswa dengan IPK tinggi tidak memberikan kepastian bahwa dia bisa memahami semua mata kuliah.
“Bagi kami, di Teknik itu tidak mengejar nilai IPK. Tetapi lebih mencari pengalaman dan proyek untuk melatih skil dari teori pelajaran kelas,” jelasnya.
Saat ini Novie masih menjalankan proyek bersama dosennya tentang restorasi lahan gambut di Pulau Padang.
Setelah lulus, Novie ingin mencoba dunia kerja terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk studi lagi.
Novie bercerita bahwa keputusannya kuliah jauh-jauh ke Yogyakarta dari Medan untuk hidup mandiri.
“Saya memilih kuliah di UGM karena bagi saya semakin kita keluar dari comfort zone, maka semakin mandiri dan lebih baik. Karakter orang Jogja juga sangat nyaman bagi saya,” pungkasnya. (Sumber: http://kagama.co/)