Bapak Lukman Hidayat memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Geological Engineering di UGM pada tahun 1997 dan Magister Reservoir Geophysics di UI pada tahun 2009. Beliau awalnya merupakan Geologist di Caltex Pasific Indonesia, kemudian menjadi Sr. G&G Consultant di Landmark Halliburton Indonesia, lalu merupakan Sr. Geologist di Conoco Philips Indonesia, hingga sekarang menjadi Sr. Geologist di Qatar Energy. Sebelum menjadi profesional di bidang geologi, beliau juga sempat kebingungan untuk memilih program studi ketika akan masuk ke jenjang perkuliahan. Bagaimana kisah beliau hingga menjadi seperti sekarang? Yuk, simak artikel berikut.
Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang menyebabkan nilai tukar rupiah anjlok terhadap dollar, sehingga ekonomi Indonesia sedang sangat sulit. Akan tetapi, krisis ini memiliki 2 mata uang, jika bisnis kita pendapatannya adalah rupiah maka bisnisnya akan hancur tapi jika bisnisnya pendapatannya adalah dollar maka akan tetap bertahan. Ketika itu, beliau sedang menjadi asisten untuk proyek dari pemerintah mengenai geomagnet survey yang ditawari oleh kolega beliau. Menurut beliau, rezeki memang bisa datang dari mana saja.
Apakah oil industry masih memberikan peluang bagi kita untuk menjalani karir? Berdasarkan World Oil, aktivitas global kebutuhan oil masih meningkat hingga sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum energy masih dibutuhkan oleh dunia yang kemudian berbanding lurus dengan kesempatan pekerjaan di bidang ini yang masih tetap dibutuhkan. Sedangkan, renewable energy masih terbilang mahal sehingga investasi di bidang ini belum masif sehingga petroleum energy masih menjadi pilihan utama investor.
Region terbesar penghasil migas adalah middle east, seperti Saudi Arabia, Qatar, Oman, Iraq, Iran, dan lain-lain. Alasan untuk memilih middle east sebagai tempat bekerja, yakni tidak terdapat pajak pada gaji dan barang kebutuhan sehari-hari kecuali untuk barang berbahaya, hari cuti yang diberikan cukup banyak sekitar 52 hari per tahun, gaji yang diberikan cukup tinggi, fasilitas publik yang bagus, work-life balance, budaya mereka tidak terlalu jauh berbeda dengan Indonesia, dan lain-lain. Meskipun begitu, terdapat beberapa tantangan yang kita miliki, yaitu job security bahwa warga negara asli mereka lebih diutamakan daripada pekerja dari luar negeri sehingga progess karir menjadi lambat, tidak terdapat serikat pekerja, biaya hidup yang tinggi, cuaca panas dan gerah ketika musim panas, aksen bahasa yang berbeda-beda walaupun sama-sama menggunakan bahasa inggris, jauh dari keluarga, dan lain-lain.
Tipe pekerja Indonesia memiliki technical skill yang luar biasa, pendidikan yang mumpuni, etos kerja dan profesional yang tinggi, dan jarang mengeluh. Akan tetapi, kesulitan menyesuaikan bahasa, cukup pendiam, jarang memiliki jejaring internasional, terlalu low profile, dan kesulitan untuk menolak sesuatu.
Persyaratan untuk dapat bekerja di Qatar, yakni pendidikan minimal sarjana, pengalaman minimal 3-5 tahun, dapat berbahasa inggris dengan lancar, dan technical skill yang kompeten. Tips untuk fresh graduate agar dapat bekerja di sana, yaitu mencari internship di perusahaan migas, mencari pengalaman di service company, memahami perangkat lunak yang digunakan untuk bekerja di migas, membuat CV yang sesuai, memiliki value yang baik, mengikuti aktivitas untuk membangun jejaring, dan terus bermimpi dan berdoa. Jangan lupa juga untuk terus melakukan update terhadap berita di sosial media terutama di linkedin dan operator company sites seperti qatar energy dan aramco. Selain itu, masukkan CV di headhunter database sites. Beberapa agensi rekruitmen adalah NES, Sofomation, Alliance, Petroplan, Kintec, Brunel, WTS Energy, dan Gunamandiri.
Sumber: Youtube Teknik UGM
Penulis: Laili Rofi’ah