Untuk kali kedua ACICIS (Australian Consortium for ‘In-Country’ Indonesian Studies) melakukan kunjungan lapangan ke lokasi KKN PPM UGM di Banyumeneng, Panggang, Gunung Kidul pada hari Jumat tanggal 23 September 2011. Kesempatan kali ini diikuti oleh 11 orang mahasiswa yang berasal dari Australia dan satu yang berasal dari Inggris yang telah sebulan berada di Yogyakarta. Antusiasme yang besar sudah terpancar dari semangat para mahasiswa asing sejak sebelum berangkat ke lokasi. Bertempat di kantor ACICIS di Bulaksumur, para mahasiswa asing ini telah berkumpul sejak sebelum pukul 8 pagi untuk melakukan briefing mengenai rencana kegiatan kunjungan lapangan. Setelah briefing selesai, mahasiswa ACICIS beserta pemandu dari KAMASE (Komunitas Mahasiswa Sentra Energi), Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM yang terdiri dari Aisya, Kimi, dan Woki bersiap memberangkatkan rombongan ke lokasi kunjungan berkoordinasi dengan Pak Irkham Widiyono dan Shinta dari LPPM UGM. Dengan kendaraan chartered sederhana, rombongan berangkat ke lokasi yang berjarak ± 30 km dari pusat Jogja ini selama 1,5 jam.
Sesampainya di lokasi, rombongan yang dipandu oleh Shinta dan Mita dari pengurus ACICIS kemudian dipertemukan terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar dengan prosesi ramah tamah sederhana bertempat di rumah salah satu warga pedukuhan Banyumeneng 1, Pak Bugiman. Setelah diberikan sambutan dan cemilan ala kadarnya dari perwakilan masyarakat, langsung saja rombongan diantar ke lokasi Sistem Pengangkatan Air dengan Tenaga Surya yang terdiri dari 3 lokasi yaitu yang pertama adalah lokasi panel surya, lokasi sumber air dan pompa, dan yang terakhir adalah lokasi tandon penampung air.
Untuk menjangkau ke lokasi panel surya, rombongan harus menumpang kendaraan kembali karena lokasinya yang terbilang jauh. Ini pun harus kemudian dilanjutkan dengan berjalan setapak dari titik kaki bukit ke puncak bukit yang merupakan titik lokasi bangunan panel surya. Namun, cuaca yang cerah dan panas serta jarak yang jauh tidak menyurutkan semangat para rombongan kali ini dilihat dari antusiasme para mahasiswa yang berjalan setapak tanpa mengeluh.
Setelah sampai di puncak bukit yang merupakan lokasi bangunan panel surya, para mahasiswa asing ini menempatkan diri di sekitaran bangunan diikuti dengan sesi penjelasan sistem oleh Pak Irham dari LPPM dibantu oleh anggota KAMASE selaku pihak yang membangun sistem melalui 3 periode KKN PPM UGM (2008, 2009 dan 2010) serta oleh masyarakat yang diwakili oleh Pak Suryanto dan Pak Tukijo. Sesi pertanyaan berjalan lebih panjang karena banyak sekali pertanyaan kritis yang keluar dari para mahasiswa asing ini yang kemudian dijawab oleh perwakilan masyarakat karena kebanyakan pertanyaan lebih condong ke arah dampak sistem secara sosial-ekonomi. Lebih jauh Pak Irham menambahkan bahwa poin penting dari pembangunan Sistem Pengangkatan Air dengan Tenaga Surya ini adalah untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan yang ramah lingkungan karena selain memberikan manfaat kepada masyarakat, sistem seperti ini juga memberikan efek positif bagi lingkungan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan menuruni bukit menuju ke sumber air tempat pompa dari sistem berada. Di lokasi yang berada di kaki bukit tempat lokasi panel surya ini, mahasiswa asing dikejutkan oleh sedikitnya air yang tersedia dan terlihat tidak terlalu bersih. Karena itulah setelah penjelasan sistem selesai, banyak pertanyaan yang meluncur mengenai kebersihan dari air dan jaminan ketersediaannya selama musim kemarau. Namun setelah mendengar penjelasan dari perwakilan masyarakat bahwa air relatif aman dikonsumsi dengan perlakuan tertentu dan ketersediaan air melimpah meskipun di musim kemarau, para mahasiswa asing ini pun merasa lega. Setelah merasa cukup untuk penjelasan di lokasi sumber air, kemudian rombongan di antar ke lokasi bak penampungan di dekat rumah Pak Bugiman, di pedukuhan Banyumeneng 1.
Setelah penjelasan yang singkat mengenai sistem pada bak penampungan di lokasi penampungan air berupa tandon sebesar 5000 Liter ini, pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa asing tertuju pada jaminan ketersediaan air distribusi per bulan dan harganya apakah terjangkau oleh masyarakat sekitar atau tidak. Selain itu mahasiswa asing ini mempertanyakan apakah dampak adanya sistem pengangkatan air ini dirasakan signifikan oleh masyarakat atau tidak. Pak Suryanto selaku wakil dari masyarakat kemudian secara mantap dan tegas mengatakan bahwa dampak dari sistem ini sangat dirasakan berguna bagi masyarakat sekitar yang menggunakannya dan harga air yang dihasilkannya terjangkau oleh masyarakat.
Setelah sesi kunjungan ke sistem penampungan air, rombongan kemudian kembali ke rumah Pak Bugiman untuk istirahat sekaligus menyelesaikan rangkaian dari kunjungan lapangan kali ini, berpamitan dengan wakil masyarakat. (Aisya Velosofi Proborini, ST.)