Kompetisi Bangunan Air Indonesia (KBAI) 2017 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pengairan, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. KBAI 2017 mengangkat tema “Pengembangan Infrastruktur Keairan di Kawasan Bantaran Sungai di Perkotaan Berbasis Konservasi Air”. Dalam prosesnya, kompetisi dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama merupakan seleksi proposal dan mengambil 10 finalis untuk tahap selanjutnya. Tahap kedua adalah tahap final di mana 10 finalis yang lolos dipanggil untuk hadir di Universitas Brawijaya untuk mempresentasikan karyanya. KBAI dibuka secara resmi oleh Prof. Ir. Suryono pada acara pembukaan KBAI 2017 yang diselenggarakan pada 1 Mei 2017 di auditorium gedung Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.
Di antara banyak pendaftar, 10 tim yang lolos dan dipanggil ke Universitas Brawijaya adalah Institut Teknologi Bandung (Kuya Envi), Universitas Brawijaya (Punggawa 64), Universitas Negeri Malang (Spider Excavator), Politeknik Negeri Bandung (Nadindra Dewa), Institut Teknologi Nasional Bandung (Diadikasia), Institut Teknologi Bandung (Amreta Naraya), Universitas Gajah Mada (Regu A), Universitas Pakuan Bogor (Tim Uncal), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Creat10N), Universitas Indonesia (Ayuthaya). Sementara juri yang terlibat dalam penilaian KBAI 2017 meliputi Dirjen SDA 2010-2012, Ir. M. Amron, M.Sc., akademisi Ir. Dwi Prihantoro, MS dan Dian Sisinggih, ST, MT., perwakilan Kementerian PUPR, Dr. Ir. John P. Pantau, serta Sekretaris Bappeda Malang Ir. Diah Ayu Kusuma Dewi.
Kompetisi tahap final berlangsung pada tanggal 1-4 Mei 2017. KBAI 2017 mengangkat fenomena yang sudah tidak asing lagi. Yakni permasalahan pemukiman yang berada di pinggiran sungai atau bahkan di badan sungai. Permasalahan tersebut marak terjadi di daerah perkotaan di mana lahan sudah sangat minim namun tetap banyak orang yang datang ke tempat tersebut dan menetap. Dampaknya akan mengganggu aliran sungai dan menyebabkan banjir. Air limbah rumah tangga dari pemukiman yang berlokasi di pinggiran sungai tersebut dapat mencemari air sungai. KBAI 2017 diadakan dengan harapan dapat memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Dalam penyelenggaraan KBAI hari pertama dilakukan penyambutan para finalis dan technical meeting KBAI 2017. Di hari kedua finalis melakukan presentasi dan terdapat pula pameran maket hasil karya finalis. Di hari ketiga para finalis diajak untuk mengunjungi Kampung Wisata Jodipan. Di hari terakhir diadakan acara penutupan serta pengumuman pemenang KBAI 2017. Hasil dari kompetisi adalah sebagai berikut, Juara 1 diraih oleh Amreta Naraya (ITB), Juara 2 diraih oleh Punggawa 64 (UB), Juara 3 Ayuthaya (UI). Serta juara untuk kategori Maket Terbaik diraih oleh Amreta Naraya (ITB) dan Presentasi Terbaik oleh Ayuthaya (UI).