Jumat (3/Maret/2023), di Auditorium Prof. Roosseno diselenggarakan business meeting & expotition dalam rangka peresmian Badan Pengembangan Inovasi dan Hilirisasi Industri, yang merupakan kerja sama antara KADIN DIY, PII DIY, dan UGM. Hadir Plt. Dirjen Dikti, Bernardino M Vega (Pengurus KADIN), Robi Kusumaharta (Kadin DIY), Dekan FT UGM, Ketua PII DIY, serta wakil dunia usaha dan dunia industri.
Agenda ini merupakan tindak lanjut dari MOU yang ditandatangai KADIN dan UGM pada Agustus 2022, dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pelayanan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Agenda bussiness meeting ini bertajuk “Peluang, Tantangan Riset dan Inovasi untuk mendukung Industri Green Energy”. Keynote speech disampaikan oleh Bernardino M Vega (Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang hubungan internasional), dan Prof. Nizam (Plt. Dirjen Dikti).
Bernadino, menyampaikan bahwa salah satu legacy project yang ditetapkan Kadin yaitu net zero emision, pengusaha di negara-negara ASEAN didorong untuk menurunkan emisi karbon. Hal ini, tegasnya, bisa diwujudkan dengan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama perguruan tinggi.
Sementara itu, Prof. Nizam mengawali dengan penegasan bahwa ekonomi Indonesia harus bergerak pada ekonomi berbasis inovasi. Tanpa berbasis inovasi akan terjebak menjadi negara berpenghasilan menengah. Kunci dari hal tersebut, lanjutnya, yaitu SDM kreativ, inovativ, produktif serta berakhaq mulia; dan inovasi.
Inovasi dimulai dari riset dan pengembangan. Perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa merupakan main power untuk masa depan Indonesia. Riset dan pengembangan perlu jadi kesadaran tiap dunia usaha dan dunia industry. “Kami titip titip betul pada KADIN untk menggelorakan ini, membangun semangat kemandirian teknologi, membangun kemandirian inovasi,” tegas Prof. Nizam.
Inovasi dimulai dari hilir, lalu ke hulu. Mulai dari kebutuhan yang ada saat ini, itu yang di-address lebih dahulu. Kemudian bergerak ke hulu, ke riset dasar yang akan mendukung keberlanjutan selanjutnya. Kebutuhan hari ini harus dijawab dahulu, baik itu dalam transisi energi, kesehatan, pengolahan sumber daya alam. “Sehingga kita menjawab masalah hari ini dan bergerak ke masa depan,” lanjutnya.
Dirjen Dikti menekankan 2 program yang saat ini dilakukan, yaitu mewujudkan sumber daya manusia unggul melalui kampus merdeka; yang kedua inovasi, dengan berbagai perguruan tinggi untuk kegiatan research and development bersama dunia usaha dan dunia industri.
Prof. Nizam memberikan contoh hasil kolaborasi DUDI dan perguruan tinggi, yaitu bus listrik merah putih, yang digunakan di G20 Bali. Bus ini merupakan hasil kolaborasi PT INKA dengan UGM, ITS, UNAIR, dan ISI Denpasar.
Prof. Ir. Selo, Dekan FT UGM, terbuka untuk berbagai kolaborasi riset. Dekan mengajak semua pihak mendukung industri green energy, terlibat riset dan inovasi, menciptakan dunia yang lebih baik dengan mengurangi dampak negativ pada lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekomoni berkelanjutan.
Sementara itu, Robi Kusumaharta mewakili KADIN DIY, menyatakan bahwa saat ini knowledge based industry bagian dari aktivitas KADIN Jogja. Hal ini diwujudkan dengan kerja sama KADIN dengan para cendekiawan di universitas.
Pada kegiatan ini juga dilaksanakan penandatanganan peresmian Badan Pengembangan Inovasi dan Hilirisasi Industri, serta pameran yang diselenggarakan di selasar SGLC FT UGM. (Humas FT: Purwoko)
Rekaman kegiatan: https://www.youtube.com/watch?v=aGgVM6xIEMQ