YOGYAKARTA (KU)- Siapa sangka sendok sayur bisa mengantarkan sebuah tim menjadi juara tingkat nasional? Sekilas memang tidak masuk akal. Namun, itulah yang terjadi pada Ironfire, robot yang menang dan menjadi juara I Kontes Robot Cedas Indonesia (KRCI) Beroda 2010. Kontes digelar di Malang, Jawa Timur, 19-20 Juni lalu.
Farid menjelaskan dipasangnya sendok sayur menjadikan Ironfire berbeda dengan robot lain. Robot lain tetap menggunakan 4 roda, 2 roda bagian depan dan 2 lainnya sebagai roda bagian belakang. Sebenarnya, ketika Ironfire akan dilombakan kemarin, sendok sayur sempat akan diganti dengan 2 roda biasa. Namun, hal itu dilarang oleh panitia karena konsep robot yang dipertandingkan harus sama dengan sebelumnya. “Sebenarnya, kita ingin ganti sendok sayur dengan roda biasa, tapi dilarang panitia untuk ganti desain dan konsep. Tapi justru itu ada hikmahnya kita bisa menang,” katanya.
Dengan sendok sayur sebagai pengganti roda bagian depan, ternyata Ironfire mampu berlaga lebih cepat dan cerdik, termasuk dalam menghindari berbagai rintangan, seperti polisi tidur hingga jaring lingkaran api. Sebelum dipasang sendok sayur, pada KRI yang berlangsung Mei lalu di kampus UNY, Ironfire memakai sendok makan. Namun, karena kurang stabil dan masih menyangkut di rintangan, diputuskan untuk menggantinya dengan sendok sayur. “Sebelum diganti dengan sendok sayur, Ironfire memakai sendok makan, tapi karena kurang stabil dan masih kena rintangan, maka kita pakai sendok sayur,” kata Farid.
Sementara itu, anggota tim lainnya, Noer Aziz Ismail, menambahkan dalam Kontes Robot Indonesia di Malang, mereka sempat pesimis melihat kesiapan tim lain, apalagi setelah dilarang mengganti desain sendok sayur dengan roda biasa. “Memang sempat pesimis, tapi akhirnya menang,” ujarnya.
Menurut Noer Aziz, Ironfire sebenarnya mengambil konsep dari film robot Iron Man. Dengan berat sekitar 2 kg dan diberi warna pink bervariasi biru, Ironfire mampu melaju dengan kecepatan tinggi dan menghindari berbagai rintangan. Ironfire dengan bahan utama akrelik lengkap dipasang beberapa sensor, yakni sensor api/panas, jarak, dan warna/garis. “Alhamdulillah, kerja keras tim tidak sia-sia yang hingga malam hari di kampus terus melakukan persiapan dan pembenahan sebelum tanding kemarin,” imbuhnya.
Dengan kemenangan yang diraih di Universitas Muhammadiyah Malang, nantinya Ironfire akan diikutkan dalam Trinity College Fire Fighting Robot Contest di Hartford, Amerika Serikat, April 2011. Pada waktu yang hampir bersamaan, mereka juga berencana untuk ikut dalam Robogames 2010 di San Mateo County Event Center, San Fransisco, Amerika Serikat. Sebagai salah satu persiapan untuk kompetisi tersebut, tim Ironfire juga telah merancang Ironfire versi baru. Ironfire versi baru memakai 4 roda agar lebih stabil, tetapi memiliki dimensi yang lebih panjang. “Ironfire versi baru sudah kita buat, namun dengan dimensi yang lebih panjang. Ini buat persiapan di kompetisi internasional yang akan kita ikuti,” jelas Noer.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim KRCI Beroda Ironfire UGM, yang terdiri atas Farid Inawan (Jurusan Teknik Elektro, angkatan 2009), Noer Aziz Ismail (Jurusan Teknik Elektro, angkatan 2009), Wahyu Wijayanto (Jurusan Teknik Mesin, angkatan 2008), dan Luis Rizki Ramelan (Jurusan Teknik Elektro, angkatan 2009), berhasil menjadi juara I pada KRI Nasional di Universitas Muhammadiyah Malang, 19-20 Juni lalu.
Dalam kompetisi itu Ironfire berhasil mengumpulkan nilai paling sedikit daripada lawan-lawannya. Ironfire berhasil memperoleh nilai 3,70 detik, sedangkan juara II dan III berturut-turut adalah HI-101 dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Siliwangi Polban dari Politeknik Negeri Bandung, masing-masing dengan nilai 5,19 dan 16,63 detik. (Humas UGM/Satria)