Ikhsan Mauludin, Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota FT UGM, meraih Juara 1 pada National Essay Competition “Criticize Our Environment for Sustainable Development Goals” – ACCER IPB 2021, Departemen Lingkungan Hidup, Fakultas Ekologi Manusia – Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat. Ikhsan berhasil mengungguli 15 besar finalis dari berbagai universitas.
Ikhsan mengajukan esai berjudul Penataan Kampung Kota Dengan PMD Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Air Sungai dan Membentuk Komunitas Berkelanjutan: Studi Kasus Kampung Pakuncen, Kota Yogyakarta. Esai ini mengungkap tentang perlunya intervensi terhadap kegiatan di Kampung Pakuncen agar kualitas air Sungai Winongo dapat memenuhi baku mutu kelas II yang telah ditetapkan.
Intervensi yang direkomendasikan Ikhsan yaitu dengan pendekatan desain Pembangunan Minim Dampak/PMD dan modifikasi proses perencanaan. Dalam kasus peningkatan kualitas air Sungai Winongo di Kampung Pakuncen, penerapan PMD hanya terfokus pada empat aspek: 1) melindungi aliran air yaitu perlunya mempertahankan siklus alami air; 2) melindungi kawasan penyangga sungai yaitu perlu adanya pembagian zona pembangunan dengan tujuan melindungi badan air dari efek limpasan; 3) melindungi area sensitif secara ekologis yaitu perlunya infrastruktur untuk mengendalikan lingkungan, baik dari segi estetika maupun kualitasnya; dan 4) manajemen jaringan air hujan, yaitu perlunya jaringan air hujan yang terkoneksi dan terkalkulasi dengan baik.
Empat aspek tersebut dapat diimplementasikan melalui penataan kampung dengan memperhatikan regenerasi desain. Dilakukan pemodelan menggunakan WASP (Water Quality Analysis Simulation Program), 2D Modelling Application yakni ArcGIS, dan 3D Modelling Application yakni SketchUp. Keberadaan PMD sebagai pendekatan penataan Kampung Pakuncen memberikan peningkatan kualitas air Sungai Winongo yang ditunjukkan dari hasil analisis pemodelan WASP masterplan hingga 20 tahun ke depan dimana parameter yang semula tidak sesuai dengan baku mutu lingkungan menjadi sesuai dengan baku mutu lingkungan kelas II.
Berdasarkan penilaian juri, alasan esai ini mendapatkan predikat juara adalah kejelasan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dibidik, sistematika penulisan, inovasi yang diberikan, dan implementasi yang akan mudah diterapkan oleh masyarakat khususnya masyarakat Kampung Kota. Pemanfaatan perangkat lunak yang bisa dioperasikan oleh masyarakat dengan pembinaan yang tepat juga biaya yang relatif murah akan memberikan proses pemantauan dan evaluasi yang baik dalam mengelola kualitas air sungai. Selain itu, skema perencanaan yang dipaparkan, menurut dewan juri, dapat diimplementasikan dalam kasus lain selain di Kampung Kota dengan modifikasi pada beberapa variabel. Esai dimenangkan secara individu dimana peserta lainnya mendelagisikan diri sebagai tim.
Ikhsan berharap, semoga perencanaan tata ruang di Indonesia terus berkembang dan selalu memberikan inovasi guna mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) khususnya dalam aspek clean water and sanitation, dan sustainable cities and communities. “Mulailah berbagi pengetahuan dan ide cemerlang yang kita miliki kepada masyarakat banyak agar kita dapat menciptakan Better Spaces, Better Living, dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia juga makhluk hidup lain yang hidup di alam semesta”, pungkasnya. (Humas FT: Purwoko)