Lamanya perjalanan karier seringkali tidak disadari bagi mereka yang sudah menemukan banyak pencapaian.
Demikian yang dialami oleh Dr. Ir. Heru Hendrayana, ketika ditanya soal motivasinya berkarier sebagai akademisi di Teknik Geologi UGM. Ia menuturkan semua mengalir begitu saja tanpa ada alasan kuat mengapa berkarier di bidang tersebut.
“Saya sendiri juga tidak mengerti mengapa saya ingin jadi dosen.”
“Padahal dari keluarga juga tidak punya latar belakang akademisi,” tutur Heru kepada KAGAMA belum lama ini. Walaupun demikian, Heru telah memberikan banyak sumbangsih terhadap UGM, terutama dalam pengembangan Departeman Teknik Geologi. Heru telah berjasa dalam pengembangan kerja sama internasional Teknik Geologi UGM.
Sejak tahun 2003, Departemen Teknik Geologi UGM sudah menjadi pusat pendidikan Geologi di Asia. Saat itu, Heru menjabat sebagai manajer program S2 dan S3.
“Banyak mahasiswa dari berbagai negara di Asia menempuh pendidikan master di Teknik Geologi UGM.”
“Sampai sekarang jumlah alumni magister sudah mencapai 200 orang se-Asia.”
“Sementara program doktornya sudah hampir 100 orang,” ungkap Heru.
Selain itu, Teknik Geologi UGM juga menjadi partner dengan negara-negara di Eropa terkait riset, pendidikan, dan pengajaran. Kini, kerja sama tersebut sudah berjalan 15 tahun. Bisa dibilang Teknik Geologi sudah mewujudkan visinya. Berkat kerja sama internasionalnya itu, Teknik Geologi UGM kini terbantu dengan sumbangan alat belajar dari mitranya.
“Geologi Indonesia punya laboraturium alam yang sangat banyak dan punya ciri khas unik.”
“Banyak orang luar negeri mengajak kerja sama, karena Departemen Geologi kredibel dan mereka butuh laboratorium alam,” ujar pria asal Malang itu. Artinya, antara Departemen dengan mitra saling menguntungkan.
Sarjana di Zaman Emas
Tak terasa 32 tahun sudah Heru mengabdi di UGM. Sebelumnya, dosen yang mengambil peminatan sumber daya air tanah ini, menjadi Sekretaris Departemen pada 1996. Selanjutnya, ia manjadi manajer program S2 dan S3 pada tahun 2003.
“Sebenarnya tugas saya sudah selesai.”
“Tetapi karena Ketua Departemen kosong, saya ditunjuk untuk mengisi tahun 2017 lalu,” ujar Heru. Alumnus Teknik Geologi UGM angkatan 1979 ini mempunyai kesan yang tak bisa dilupakan semasa kuliah.
Diceritakan oleh Heru, saat itu ia menjadi sarjana di zaman emasnya Teknik Geologi UGM.
“Saya lulusan pertama di angkatan saya, lulusan Teknik Geologi pertama yang cumlaude, dan mungkin tercepat,” ucap Heru.
Walaupun begitu, diakuinya predikat ini hanya keberutungan saja. Setelah sukses menjadi sarjana, Heru tak memiliki keinginan untuk meniti karier di dunia industri seperti teman-teman kuliahnya. Ia mengaku banyak ditertawakan oleh teman-temannya. Pasalnya, mereka berlomba-lomba ke industri.
“Waktu itu teman-teman sudah punya gaji sampai Rp5 juta.”
“Saya masih Rp155 ribu,” jelas Heru.
Kala itu banyak yang menawari Heru pekerjaan di berbagai perusahaan, tetapi Heru tak pernah mengurungkan niatnya menjadi dosen. Ia meyakini tidak akan kalah secara materi dengan teman-temannya. Menurut Heru, semua punya nasib yang sama soal materi. Walau jadi dosen, jika hidup sederhana, Heri menganggap pasti cukup. Sementara gaji besar tetapi gaya hidupnya tinggi, sama saja uang akan habis juga.
Suka dan duka dialami saat membangun karier, tak membuat Heru patah semangat. Dalam berproses, Heru selalu teringat dengan kata-kata orang tuanya.
“Semasa pemerintahan Presiden Habibie, berita didominasi dengan isu-isu teknologi dari Jerman.”
“Waktu itu bapak saya langsung bilang, besok pasti kamu jadi orang seperti Habibie,” ungkapnya.
Beberapa tahun kemudian Heru tidak menyangka bisa satu almamater dengan Habibie di Jerman. Diceritakan oleh Heru bahwa dirinya merupakan dosen pertama Teknik Geologi UGM yang lulus dari Jerman.
“Waktu itu sempat tidak diizinkan oleh dekan sekolah di sana.”
“Sebab banyak orang Geologi sekolah di Jerman, tetapi tidak bertahan lama.”
“Saya tetap nekat dan akhirnya bisa selesai,” ungkap dosen yang menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Institute of Hidrogeology and Engineering Geology, Germany itu. (Kinanthi)
Sumber: Kagama.co