Pada puncak Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) 73, dianugerahkan Herman Johanes Award (HJA). Ketua KATGAMA, Ir. Agus Prayitno, dalam membacakan surat keputusan KATGAMA terkait HJA menggaris bawahi bahwa HJA diberikan atas karya, jasa, dedikasi kepada bangsa dan tanah air.
Mewakili Alm. Prof. Dr. (HC) Ir. R.M. Sedijatmo Atmohoedojo, Ibu Asti Tedjaswati sebagai putri almarhum memberikan sambutannya. “Kami mewakili keluarga besar, mengucapkan banyak terimakasih atas penghargaan Herman Johanes Award yang diberikan pada ayahanda kami, sebagai apresiasi atas karya beliau sebagai penemu pondasi cakar ayam”, tutur Ibu Asti. “Beliau adalah bapak yang penyabar, penyayang, jujur. Semoga karya beliau dapat bermanfaat lagi untuk seluruh umat,” tambahnya.
Sementara itu, Ir. Budi Karya Sumadi dalam sambutannya sebagai penerima HJA menyampaikan bahwa penghargaan ini tentunya memberikan suatu harapan baru, upaya untuk berperan lebih baik dan berarti bagi bangsa ini. “Saya ucapkan terimakasih pada semua pihak, UGM yang memberikan arti dan semuanya. Semoga UGM menjadi universitas yang membanggakan bagi kita semua”, pungkasnya.
Sementara itu, Ir. Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa dirinya selalu menjadi bagian KATGAMA. “Kami berterimakasih, karena berkat rido dan karunia Allah sehingga bisa hadir untuk perhargaan di pagi hari ini. Kepada KATGAMA, saya selalu menjadi bagian dari KATGAMA. Saya mengapresiasi bahwa saya menjadi salah satu yang diberi penghargaan ini. Saya berterimakasih, dan ini Insyaalah menjadi motivasi untuk saya dalam berkarya bagi bangsa dan negara,” tambahnya.
Ibu Retno Marsudi, sebagai penerima HJA menyampaikan kekagetannya dan bertanya-tanya. “Apa ndak salah nih, jangan-jangan salah alamat?,” demikian Bu Retno mengawali sambutannya. Ini adalah pertama kali Bu Retno mendapatkan award dari institusi bidang teknik. “Sebenarnya teknik dan diplomasi erat kaitannya. Contohnya ketika bicara industri 4.0, maka di situ juga ada jejak diplomasi. Diplomasi diarahkan untuk mendukung penguatan industri 4.0. Dalam perundingan industri, di situ selalu terdapat para diplomat kita. Ketika kami berkolaborasi dengan Pak Airlangga untuk memberi pelatihan, misalnya, di bidang industri untik Afganistan, dalam rangka peace building. Ketika Pak Budi berbicara tentang transportasi, juga ada jejak diplomasi.” jelasnya.
****
Berikut profil singkat penerima HJA 2019, yang disampaikan pada pucak HPTT 73 di Grha Sabha Pramana UGM.
1) Alm. Prof. Dr. (HC) Ir. R.M. Sedijatmo Atmohoedojo, sebagai penerima HJA untuk bidang konstruksi terapan. Prof. Sedijatmo merupakan penemu pondasi konstruksi cakar ayam.
Tempat dan tanggal lahir: Karanganyar, 24 Oktober 1909,
Wafat: Jakarta, 15 Juli 1984
Pendidikan
HIS Solo (1916-1923)
MULO Solo (1923-1927)
AMS-B di Yogyakarta (1927-1930)
TH Bandung (sekarang-ITB) (1930-Mei 1934)
2) Ir. Budi Karya Sumadi, sebagai penerima HJA untuk bidang transportasi.
Tempat dan tanggal lahir: Palembang, 18 Desember 1956
Pendidikan
SD Muhammadiyah 1 (1969)
SMP Negeri 1 Palembang (1972)
SMA Xaverius (1975)
UGM Jurusan Arsitektur Lulus 1981
3) Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T., sebagai penerima HJA untuk bidang Industry 4.0.
Tempat dan tanggal lahir: Surabaya, 1 Oktober 1962
Pendidikan
Ir, Bachelor of Mechanical Engineering, Universitas Gadjah Mada (1987)
Insinyur Profesional Utama (IPU), Professional Certification of Indonesian Engineers Association (2015)
AMP Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia – USA (1993)
MMT, Master of Management Technology, The University of Melbourne – Australia (1996)
MBA, Master of Business Administration , Monash University, Melbourne – Australia (1997)
4) Retno Lestari Priansari Marsudi, sebagai penerima HJA untuk bidang diplomasi internasional.
Tempat dan tanggal lahir: Semarang, 27 November 1962
Pendidikan
SMA Negeri 3 Semarang
S1 Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada
S2 Hukum Uni Eropa, Haagse Hogeschool,