Hibatul Ghazi Zulhasmi, Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro DTETI FT UGM menjadi Mahasiswa Berprestasi Sarjana Peringkat 1 tahun 2019. Seperti apakah sosok Ghazi?
***
Tigapuluh lima mahasiswa berprestasi dari berbagai fakultas di UGM mengikuti supercamp pemilihan mahasiswa berprestasi UGM 2019, pada hari Sabtu (9/3) di Hotel Atria Magelang. Dewan juri, yang berjumlah 13 orang, melakukan penilaian dan verifikasi, yang akhirnya menetapkan Hibatul Ghazi Zulhasmi sebagai Mapres peringkat 1 untuk tingkat sarjana.
Ghazi, demikian panggilan akrabnya, merupakan mahasiswa DTETI FT UGM angkatan 2016. Ghazi lahir di Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ghazi memiliki hobi bermain pingpong, bersepeda dan berenang. Karena sering melihat perlombaan balap motor di sirkuit dekat rumahnya, membuat Ghazi kecil justru bercita-cita menjadi pembalap. Rasa penasaran serta saran dari kakak kelasnya yang mengubah halauan Ghazi kemudian masuk ke Teknik Elektro.
Di Teknik Elektro FT UGM, Ghazi aktif berorganisasi. Tahun 2018, tercatat sebagai Head of internal organization KM TETI FT UGM, organisasi mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM. Selain itu, pada tahun yang sama juga mengemban amanah sebagai Chairman of IEEE Student Branch UGM. Ghazi juga aktif dalam pengembangan desa binaan melalui KM TETI.
Ketika tahun pertama kuliah, Ghazi sudah mampu memutuskan dan yakin akan sesuatu yang hendak di lakukan. Pujian positif muncul dari dosen-dosennya. “Dulu pas tahun pertama dia sudah datang ke meja saya, menawarkan proposal untuk ikut lomba dan PKM. Saat yang lainnya masih bingung mau ngapain, dia sepertinya sudah jelas mau mencari apa di DTETI,” terang Ahmad Nasikun, S.T., M.Sc., dosen muda DTETI yang pernah menjadi Mapres FT UGM.
Hal senada juga disampaikan Silmi Fauziati, S.T., M.T. , D.Eng. “Saya pernah menawari Mas Ghazi untuk fokus sebagai calon mapres, dengan melihat begitu semangatnya ikut kompetisi dan banyaknya prestasi yang dicapai. Saya minta meningkatkan kompetisi tingkat internasional dan semangat,” terangnya.
Saat mengikuti kompetisi pemilihan Mahasiswa Berprestasi UGM 2019, dengan rendah hati Ghazi mengaku tidak ada ekspektasi tinggi. “Ketika mengikuti lomba ini, saya harus belajar lagi,” akunya. Berbagai aspek dinilai pada pemilihan mapres ini. Mulai dari Bahasa Inggris, karya tulis ilmiah, portofolio lomba, serta kepribadian.
Ghazi, pemilik skor TOEFL 540 ini, mengajukan karya tulis ilmiah berjudul “Digital Open Account untuk pembukaan rekening bank bagi tuna netra”. Karya ini menghasilkan rancangan program pemerintah dan stake holder, untuk membantu tuna netra membuka rekening bank. Ide karya tulis ini, berawal dari kegiatan Ghazi di desa binaan dan panti difable. “Ada kesulitan ketika penyandang difable membuka rekening bank,” katanya.
Sejak awal kuliah, Ghazi sudah membukukan berbagai prestasi. Tercatat di 2016 memperoleh predikat 1st place CIMSA Photography Competition, serta IT Business Case Finalist, Basic ITS. Di tahun 2017 dan 2018, Ghazi tidak sepi prestasi. Untuk semua prestasi yang diraih, tentu saja, peran orang tua sangat penting bagi Ghazi. “Yang penting sholat,” merupakan pesan orang tua, yang paling penting dan selalu diingatnya. (Humas FT: Purwoko/Sumber berita: wawancara dan web Kreativitas UGM/Gambar: Kreativitas UGM)