YOGYAKARTA-Pemanfaatan gas bumi sebagai sumber energi primer sesuai dengan sasaran kebijakan bauran energi (energy mix) nasional diperkirakan mencapai 30,6% pada tahun 2025 mendatang. Jumlah ini naik jika dibandingkan dengan pemakaian energi saat ini yang masih sekitar 28,57%. Target ini terkait dengan pengurangan konsumsi energi primer minyak bumi dari 51,66% menjadi hanya sekitar 20% pada tahun 2025.
Sementara itu, pengguna (end user) minyak bumi di Indonesia saat ini masih menunjukkan dominasi pada bidang transportasi yang sangat besar dengan laju pemakaian yang tinggi. Keadaan ini diprediksi akan terus berlangsung seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh pemerintah. Dari sisi cadangan, untuk gas bumi diperkirakan masih mampu bertahan selama sekitar 40 tahun lagi, sedangkan untuk minyak hanya mampu hingga sekitar tahun 2019 atau 8 tahun saja. Selain itu, Indonesia mempunyai tekad untuk selalu mendasarkan pada pelestarian lingkungan dalam setiap kemajuan pembangunan yang dicapainya.
Masih terkait dengan pemanfaatan sumber energi ini, dalam rangka Hari Bumi, Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan MEDCO E&P Indonesia melakukan penandatanganan MoU berkaitan dengan standardisasi peralatan CNG pada kendaraan tranportasi. MoU dilakukan langsung oleh Dekan FT, Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., dan Direktur Utama MEDCO E&P, Ir. Budi Basuki, M.M., di Jakarta, Selasa (26/4). Penandatanganan MoU disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Darwin Zahedy Saleh, dan Menteri Lingkungan Hidup, Gusti M. Hatta.
Dalam sambutannya, Direktur Utama MEDCO E&P, Ir. Budi Basuki, M.M., mengatakan bumi ini bukan sebagai warisan para pendahulu, melainkan pinjaman dari generasi mendatang. Untuk itu, MEDCO tidak pernah lelah bersama semua pihak untuk terus menyelamatkan bumi. “MEDCO akan terus berusaha semua pihak untuk terus menyelamatkan bumi dan lingkungan demi generasi mendatang,” kata Budi.
Sementara itu, Dekan FT UGM, Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D. dalam kesempatan itu mengatakan bahwa Fakultas Teknik UGM dan MEDCO secara bersama-sama dan terus-menerus berusaha menemukan metode-metode yang lebih baik dalam hal penggunaan energi. Diharapkan pemanfaatan energi ini mampu untuk menggerakkan pembangunan di Indonesia melalui sistem tranportasi yang menggunakan energi cukup besar. “Dengan langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi gas buang, mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global,”kata Tumiran.
Dijelaskan Tumiran, UGM memang telah dipercaya kembali oleh MEDCO dalam hal pengembangan peralatan aplikasi bahan bakar gas dan safety untuk kendaraan. Tahun sebelumnya, UGM bersama dengan MEDCO mengembangkan gas konverter kit untuk kendaraan berbasis diesel.
Senada dengan Tumiran, penanggung jawab proyek, Dr. Jayan Sentanuhady, dari Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT, mengatakan UGM tahun ini merupakan tahun kedua dipercaya MEDCO untuk bersama-sama mengembangkan aplikasi bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan tranportasi. Pada tahun pertama, UGM dipercaya mengembangkan gas konverter kit untuk mesin diesel, yakni alat untuk mengubah mesin diesel yang berbahan bakar solar menjadi mesin bifuel (bahan bakar solar dan BBG). Tahun ini, UGM diberi kepercayaan kembali mengembangkan standardisasi peralatan BBG kendaraan untuk menjamin keamanan penggunaan peralatan BBG. “Dulu kita kembangkan gas converter kit mesin diesel dan kali ini pengembangan standardisasi peralatan BBG kendaraan,” imbuh Jayan.
Jayan menambahkan propagasi penggunaan gas harus dipercepat untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang harganya relatif tinggi. Bahan bakar gas selain harganya lebih murah juga mengeluarkan emisi gas buang yang lebih bersahabat dengan lingkungan. Secara teknis, mesin yang dikonversi berbahan bakar gas akan sedikit berkurang dalam hal daya yang dihasilkan karena penurunan efisiensi volumetrik. Namun, perlu mulai dipikirkan bahwa kendaraan dengan emisi gas buang yang rendah lebih penting daripada daya yang dihasilkan mesin sebagai wujud kepedulian terhadap polusi di bumi. (Humas UGM/Satria AN)
sumber: www.ugm.ac.id