Salah satu alat pelindung diri yang terpaksa harus digunakan secara berulang oleh tenaga medis adalah masker N95. Pemakaian berulang ini disebabkan oleh harganya yang cukup mahal dan ketersediaannya yang masih sangat terbatas. Berbagai macam cara dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan untuk bisa menggunakan ulang masker N95 ini.
Sterilisasi dengan memanfaatkan sinar ultraviolet-C (UV-C) adalah salah satu metode yang biasa dilakukan untuk melakukan dekontaminasi bakteri atau virus. Namun, jenis sinar ini ternyata diketahui pula dapat merusak lapisan filter pada masker yang terbuat dari bahan polypropylene jika mendapat paparan dalam jangka yang terlalu lama. Di sisi lain, proses sterilisasi akan kurang efektif bila kekuatan dan lamanya paparan kurang mencukupi. Sehingga diperlukan box yang khusus didesain untuk sterilisasi masker N95.
Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada bekerjasama membuat alat UV Box yang dirancang khusus untuk sterilisasi masker N95. UV box ini diberi nama Viona. Alat ini telah melalui kajian sehingga dosis penyinarannya optimal. Dosis yang diberikan cukup untuk membunuh sebagian besar bakteri dan virus namun menimbulkan efek minimal pada lapisan filter. Dengan pemilihan jenis lampu, dan verifikasi kekuatan lampu yang dipasang, tetapan dosis energi yang diberikan sekitar 1.1 J/cm2 dapat diperoleh dengan menyalakan alat selama 5 menit.
Bekerjasama dengan Department Mikrobiologi FKKMK UGM, telah dilakukan uji mikrobiologi yang yang menunjukkan bahwa masker yang terkontaminasi bakteri S.aureus dan P. aeruginosa bisa steril kembali setelah disimpan dalam box selama minimal 5 menit. Paparan sinar UV dengan dosis yang tepat, tidak berlebihan, dapat mengurangi risiko kerusakan filter masker N95, sehingga lebih aman untuk digunakan secara berulang.
“Karena keterbatasan fasilitas dan masalah keamanan alat ini belum diuji terhadap virus. Tetapi dengan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, kekuatan irradiasi UV-C dalam box ini sudah cukup untuk membunuh virus,” terang Trisasi Lestari, dosen FK UGM selaku anggota tim.
Tersedia dua jenis desain Viona ini. Pertama dimensi internal 40 cm x 40 cm x 30 cm dan dimensi eksternal 40 cm x 40 cm x 40 cm. Dimensi ini memungkinkan sterilisasi dengan volume 48 liter yang dapat mensterilisasi 9 masker N95.
Jenis kedua dimensi eksternal 35 cm x 15 cm x 15 cm dan dimensi eksternal 45 cm x 15 cm x 17 cm. Dimensi ini memiliki bilik sterilisasi dengan kapasistas 7,8 liter yang dapat mensterilkan 3 buah masker N95.
Produksi alat UV Box ini dikerjakan oleh perusahaan startup MicroMachina yang didirikan oleh sekelompok mahasiswa Teknik UGM dan juga didukung oleh alumni FK UGM angkatan 1998 dengan mendonasikan beberapa box kepada RS dan puskesmas yang membutuhkan di Yogyakarta. (Humas FT: Purwoko/Sumber: Rilis dari Dr. Eka Firmansyah & Trisasi Lestari, MD., M.Med.Sc)