Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada daerah rawan bencana. Jelas diperlukan suatu solusi yang dapat meminimalisir dampak bencana. Seiring kemajuan teknologi yang luar biasa pesat, Smartphone dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketahanan seseorang terhadap bencana.
Banjir menjadi langganan bencana yang melanda ibukota, hal ini di sebabkan bentuk dataran dari jakarta sendiri yang memiliki karakteristik cekungan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meminimalisir banjir di tanah Ibukota, namun hingga kini masih belum ada kemajuan yang tampak.
Melihat kondisi ini Asri Nur Latifah bersama dengan Suryo Prakoso Putra (Fakultas Teknik), Zufar Amanulah M (Fakultas Teknik), Toga Ardian S (Fakutas Teknik), dan Shalahuddin Al-Ayubi (Fakultas Teknik) tergerak mengembangkan sebuah sistim berbasiskan Internet of Things yang mana hal ini dapat bermanfaat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sistim IoT disini menghubungkan device dengan aplikasi yang ada pada smartphone.
Mereka memiliki ide untuk membuat sebuah terobosan untuk meminimalisir korban bencana yang didesain dalam sebuah aplikasi. Aplikasi yang mereka tawarkan terhubung dengan device mereka, yang mana device akan mengirimkan informasi secara realtime mengenai kondisi ketinggian air di beberapa titik yang terdapat device iFlee, jika ketinggian air mencapai reange tertentu pada aplikasi maka device akan mengirimkan informasi kepada warga berupa peringatan dini (early warning system) di sekitar device yang mana ada dua metode yaitu pertama menggunakan SMS, hal ini mereka berfikir bahwa tidak semua warga memiliki smartphone dan yang kedua melalui notifikasi pada aplikasi dan berbentuk animasi. Aplikasi dan device ini bertujuan untuk membantu mitigasi bencana banjir dengan memberikan informasi teraktual melalui smartphone yang dimiliki oleh kebanyakan orang.
iFlee : A Geographic Information Science – based Application System To Solve Jakarta’s Recurring Flooding Problems merupakan sebuah ide baru yang menggabungkan antara software-making, realtime server management, hingga social networking yang berfokus pada bencana, dan perangkat keras yang terdiri atas sensor, mikrokontroler dan juga modul GSM, device ini menerapkan sustainable energy yang mana sebagai sumber tenaga di dapatkan dari panel surya yang di simpan ke dalam bentuk power bank. Trial project aplikasi iFlee akan diterapkan di Jakarta mengingat fungsional kota ini adalah ibu kota negara yang menjadi pusat peradaban di negara ini mulai edukasi, sosial, politik dan ekonomi walau berlokasi di daerah rawan bencana.
Secara Software-making, iFlee akan dibuat dengan bahasa pemrograman android yang telah dikenal oleh masyarakat sehingga lebih mudah dalam pengembangannya. Aplikasi iFlee memiliki fitur-fitur pendukung dalam hal tracking, mapping, yang berfungsi sebagai media pertama dalam usaha tanggap bencana. Sebagai jembatan komunikasi aplikasi iFlee bekerja dengan real time server yang terintegrasi dengan BMKG dan BNPB, sehingga aliran informasi menjadi lebih cepat dan valid. Aplikasi ini juga terdapat menu detail, yang mana hal ini berguna untuk melihat jika terkena banjir berapa kerugian yang di timbulkan.
iFlee juga sudah bekerja sama dengan BNPB Yogyakarta yang mana BNPB sangat mendukung jika ide ini juga untuk di terapkan di Yogyakarta, karena iFlee device ini dapat mendeteksi ketinggian tidak hanya untuk ketinggian air namun juga dapat di gunakan untuk mendeteksi ketinggian lahar dingin. Maka dengan kata lain mereka juga tidak akan menutup mata oleh karena permintaan BNPB maka mereka kedepan akan memasang di beberapa lokasi di Indonesia yang mana hal ini dapat meningkatkan kesadaran tanggap bencana dan akhirnya dapat meminimalisir kerugian akibat bencana banjir.