covid19
Sejak pandemi virus Covid-19 melanda Indosesia di awal tahun 2020, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) langsung gerak cepat dengan melakukan penelitian dan pengembangan peralatan untuk menghambat laju penyebaran virus Covid-19 di Yogyakarta. Beberapa produk yang dikembangkan antara lain adalah: (i) handwasher; (ii) faceshield; (iii) ventilator; (iv) hand sanitizer; (v) masker membran; (vi) hazmat; dan banyak peralatan kesehatan lainnya. Pendistribusian peralatan tersebut, khususnya handwasher dan faceshiled telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2020. Kabupaten Gunungkidul menjadi salah satu target tempat pendistribusian handwasher dan faceshield.
Tim dosen Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UGM mengembangkan alat pengukur suhu tubuh dengan pemindai wajah (thermal imaging).
“Alat ini akan mengukur emisi termal/panas yang dipancarkan oleh objek yakni manusia di depan alat. Selain fitur pengukur suhu tubuh, alat juga dilengkapi fitur pendeteksi wajah dan fitur penggunaan masker,” jelas salah seorang tim pengembang thermal imaging, Dr. Igi Ardiyanto saat dihubungi Kamis (25/6).
Salah satu alat pelindung diri yang terpaksa harus digunakan secara berulang oleh tenaga medis adalah masker N95. Pemakaian berulang ini disebabkan oleh harganya yang cukup mahal dan ketersediaannya yang masih sangat terbatas. Berbagai macam cara dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan untuk bisa menggunakan ulang masker N95 ini.
Fakultas Teknik UGM kembali mendistribusikan bantuan logistik. Selain didistribusikan kepada mahasiswa, bantuan yang dihimpun FT UGM dari alumni dan mitra juga didistribusikan kepada masyarakat sekitar.
Melalui dana program Pengabdian Kepada Masyarakat Pemandatan Tanggap Darurat Bencana COVID-19 Tahun 2020, Fakultas Teknik UGM berusaha membantu berbagai pihak.
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM memproduksi dan menyalurkan handsanitizer dan disinfektan untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Handanitizer dan disinfektan yang dibuat berbasis etanol dan hidrogen peroksida, dan kedua produk tersebut disalurkan secara gratis ke rumah sakit, puskemas, klinik, sekolah, rumah ibadah dan komunitas.
Keberadaan masker semakin langka di tengah wabah Covid-19. Untuk membantu memenuhi kebutuhan masker yang kian meningkat, alumnus dan dosen UGM membuat masker yang bisa dicuci dan dipakai berulangkali.
Saat pandemi seperti ini adalah saat untuk saling berbagi, saling bergotong royong, saling membantu.
Berangkat dari pengamatannya menyaksikan berbagai pusat perbelanjaan dan pasar tradisional yang masih ramai dikunjungi banyak orang sehingga berisiko terjadinya penularan Covid-19, dosen Fakultas Teknik UGM, Dr. Jayan Sentanuhady, mendapat ide untuk membuat tempat cuci tangan atau wastafel portabel. Tidak berbeda dengan tempat cuci tangan yang kita kenal, wastafel potabel ini dilengkapi dengan keran air mengalir dan sabun cair. “Saya kepikiran orang di pasar sih awalnya. Tidak mungkin pasar ditutup, masih banyak orang datang. Bagi saya orang teknik, mikirnya sederhana, mencegah lebih baik dan biayanya lebih murah,” kata Jayan, Selasa (14/4).