
Panji Dewandaru (Teknik Fisika) dan Petrus Kurniawan (Teknik Nuklir) berhasil menjadi pemenang pada kompetisi Student Debate Competition yang diselenggarakan oleh Indonesia Potreleum Association. Sebagai perwakilan UGM, pada kompetisi ini, Panji dan Petrus berpartner dengan Teddy Prasetyo dari prodi Agronomi Fakultas Pertanian.
Kegiatan ini berlangsung pada 21 Mei 2025, di ICE BSD City, bertepatan dengan acara tahunan 49th IPA Convex 2025. Panji dkk berhasil menjadi juara setelah pada babak final mengungguli tim tangguh dari PEM Akamigas Cepu.
Kompetisi debat ini mengusung tema Industri Migas dan Transisi Energi Nasional. Tim UGM secara bergantian memperoleh posisi pro dan juga kontra. Pada babak final, menghadapi tim dari PEM Akamigas, Panji dkk. memperoleh posisi pro dengan mosi terkait Subsidi Energi Fosil yang Perlu Dialihkan ke Energi Terbarukan.
“Dari babak penyisihan awal, lomba ini diikuti oleh 32 tim dari 19 perguruan tinggi yang berbeda. Sebenarnya saya ingin bertemu ITB di partai puncak, namun ternyata kami harus menghadapi tim yang juga cukup tangguh, yaitu PEM Akamigas. Pada final ini, kami percaya diri dengan berbagai referensi yang telah kami bawa dan baca. Alhamdulillah kami menang,” ungkap Panji.
Secara khusus, perjalanan Panji Dewandaru pada kegiatan ini sudah dimulai pada tahun 2024. Pada kompetisi yang sama, Panji yang saat itu berpartner dengan Jalaludin Mukhtafi berhasil menjadi 1st Runner-up.
Selain menjadi juara pada lomba debat, Panji Dewandaru juga berhasil menjadi perwakilan UGM untuk memberikan pidato pada acara IPA Convex 2025, dengan judul paper “Development of a predictive Wireless Sensor Network for Real-time Hazardous Gas Monitoring in Confined Spaces in the Oil and Gas Industry.”
Paper yang ditulis bersama Dr. Nur Abdillah Siddiq, M Iqbal Baihaqi, Azzikri Selky SP, dan Farid Johor A Ritonga tersebut mengupas pengembangkan sistem pendeteksian gas berbahaya pada fasilitas industri minyak dan gas menggunakan sistem Wireless Sensor Network (WSN) berbasis ESP32 dan model prediksi XGBoost. Penelitian tersebut berfokus pada sistem agar memiliki akurasi tinggi, konsumsi daya rendah, serta kemudahan potensi integrasi dengan sistem alarm maupun respons darurat yang telah ada. (Panji/Review Purwoko)