Alumnus UGM kembali menorehkan prestasi. Mahasiswa lulusan Teknik Mesin UGM Angkatan 2012, Fajar Sidik Abdullah Kelana, berhasil menjadi pemenang Mata Garuda Prize 2021 Kategori Science & Technology yang diumumkan pada Sabtu, (30/10). Mata Garuda Prize merupakan rangkaian acara LPDP Week dan bentuk apresiasi atas kontribusi strategis, kiprah, dan karya awardee/alumni LPDP yang dikelompokkan dalam 8 kategori.
Fajar mengembangkan inovasi teknologi perikanan bernama Banoo yang merupakan alat microbubble generator untuk budi daya ikan dan bisa menghasilkan gelembung udara ukuran mikron di dalam air yang mampu meningkatkan dissolved oxygen di dalam air hingga 10 ppm.
“Dari peningkatan dissolved oxygen tersebut terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan ikan dan peningkatan hasil panen ikan 35% lebih banyak dari alat aerasi kolam yang ada di pasaran. Jadi, pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan bisa naik,” ujar Fajar pada Selasa, (2/11).
Fajar memaparkan alat Banoo juga terintegrasi dengan IoT water quality sensor sehingga alat Banoo beroperasi secara otomatis.
“Ketika oksigen di air rendah dan terbaca oleh sensor maka alat akan menyala. Ketika oksigen air sudah cukup tinggi sensor akan memberikan sinyal ke alat untuk berhenti beroperasi sehingga menghemat konsumsi listrik. Kedepannya akan dikembangkan mobile apps sehingga pembudidaya bisa mengontrol dan memonitor kondisi air di kolam dari lokasi mana pun,” paparnya.
Fajar menyampaikan ia sangat bersyukur dan tidak menyangka bisa menang dalam Mata Garuda 2021.
“Teman-teman nominee atau nominator yang lain memiliki background dan pengalaman yang menurut saya sangat bagus, dan saya merasa mereka memiliki pengalaman jauh lebih banyak dan memiliki project dan riset yang sangat bagus. Sangat tidak disangka bisa menang,” ucap Fajar.
Fajar menjelaskan motivasi pembuatan alat Banoo karena kebetulan latar belakang keluarganya adalah keluarga petani miskin di Sragen, Jawa Tengah.
“Bersyukur bisa studi di Teknik Mesin UGM dan semenjak masuk UGM punya mimpi untuk membuat inovasi teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat terutama rakyat kecil. Bersyukur akhirnya bergabung ke grup riset di Teknik Mesin UGM di bawah bimbingan Prof. Deendarlianto dan Dr. Wiratni Budhijanto,” ujar Fajar.
Fajar berpesan terutama untuk anak-anak muda agar terus berkarya dan berkontribusi dengan segala hal yang positif.
“Tidak peduli darimana kita berasal, kaya atau miskin, tidak peduli agama dan suku, kita semua adalah putra putri bangsa yang harus berjuang demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Demi cinta kita kepada Indonesia, semoga Tuhan luruskan jalan,” katanya.