Tiga mahasiswa Teknik Geodesi yang tergabung dalam Tim BeiDou berhasil meraih 1st Place of Region II of Onemap.id Challenge pada G-Days UI (Geography Days Spatial Science Collaboration). Tiga mahasiswa ini yaitu Tsania Mazaya Rahajeng Laksmiwati, Anisa’ul Khoiriyah Afandi, Yulia Eka Sulistyoningrum, dengan pembinging Febrian Fitryanik Susanta, S.T., M.Eng. yang melakukan presentasi akhir pada tanggal 27 November 2021.
Tsania dkk. mengajukan judul karya Restrukturisasi Masalah Sampah dan Tempat Pembuangan Akhir dengan “TRASHURE” dalam rangka Membangun dan Menata Kalimantan sebagai Ibu Kota Negara Baru.
“TRASHURE” terinspirasi dari kata “treasure” yang artinya harta karun, sedangkan “trash” merupakan bahasa inggris dari “sampah atau limbah”. Aplikasi ini merupakan platform yang dibangun dalam usaha mengintegrasikan tempat pembuangan sampah akhir dan layanan pengumpulan sampah dalam mencapai smart city pada rancangan ibukota negara baru di Kalimantan Timur.
“TRASHURE” ini sebagai pembuktian, bahwa untuk mencapai smart city, diperlukan smart society yang saling mendukung dalam perubahan kearah yang lebih baik, contohnya dalam isu kajian lingkungan yang menjadi poin penting dalam platform ini. “TRASHURE” mengajak masyarakat untuk turut peduli terhadap lingkungan dengan melakukan kebiasaan kecil untuk membedakan jenis sampah rumah tangga agar lebih mudah dalam pengolahan sampah atau limbah tersebut saat sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pada aplikasi ini, masyarakat melakukan pemesanan agar sampah/limbah mereka dapat diambil oleh pengepul sampah (menggunakan truk) dengan sebelumnya sudah dibedakan terlebih dahulu jenis sampah. Saat pemesanan, user perlu memilih waktu/sesi penjemputan dan jenis sampah yang akan dibuang.
“TRASHURE” juga menunjukan bahwa sampah yang kita hasilkan dapat menjadi harta karun untuk kita kembali, karena setelah pembuangan, sampah dapat diolah menjadi barang atau kerajinan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Jika dalam implementasi aplikasi “TRASHURE” ini telah mencapai target utama, langkah selanjutnya dalam pengembangan aplikasi “TRASHURE” akan ditambahkan fitur Campaign (Kampanye) dan fitur Trashopping. Pada fitur Kampanye, ditujukan bagi masyarakat (society 5.0) untuk mendaur ulang sampah mereka dan dilombakan pada fitur ini yang pemenangnya berhak mendapatkan apresiasi dari “TRASHURE”.
Selanjutnya, pada fitur Trashopping, ditujukan kepada pengguna “TRASHURE” jika ingin belanja barang-barang kerajinan hasil daur ulang sampah anorganik. Trashopping ini akan melibatkan ibu-ibu PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) untuk membuat kerajinan yang hasilnya akan dijual pada fitur Trashopping di aplikasi “TRASHURE”. Storymaps tentang projek TRASHURE dapat dilihat di sini.
“Semoga project ini dapat diimplementasikan, tentunya dengan dukungan masyarakat dan pemerintah daerah, sehingga tercapai smart city dan smart community di Ibu Kota Negara Baru,” harap Tsania mewakili tim. (Humas FT: Purwoko/Sumber: Tim BeiDou)