Adalah Aditya Dharma Putra. Ia menjadi mahasiswa termuda dari 10.248 mahasiswa baru dalam penerimaan tahun ajaran 2011/2012 ini. Anak muda asal kota Bekasi ini ketika diterima di UGM, tepatnya di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, baru berusia 14 tahun 11 bulan 27 hari.
Sekilas, Aditya, begitu ia akrab disapa, tidak jauh berbeda dengan mahasiswa lainnya. Perawakannya yang terbilang tinggi untuk anak seusianya sering membuat orang tak pernah menduga jika ia remaja yang baru berusia 14 tahun. “Memang tidak banyak yang tahu kalau saya masih berusia 14 tahun saat diterima kemarin,” tuturnya usai mengikuti upacara peresmian penerimaan mahasiswa baru, Kamis (8/9), di halaman Grha Sabha Pramana (GSP) UGM.
Aditya yang dilahirkan di Bekasi, 4 September 1996, merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Supriyadi (karyawan sebuah bursa efek di Jakarta) dan Anik Mei Saktiana (ibu rumah tangga). Ia masuk SD Al Azhar Bekasi saat berumur 5 tahun. Pendidikan SD ditamatkannya dalam waktu lima tahun dengan mengikuti program akselerasi. Tak jauh berbeda di bangku SMP dan SMA, Aditya pun mengikuti program akselerasi sehingga berhasil lulus satu tahun lebih cepat dari kelas biasa. Aditya masuk SMP Al Azhar Bekasi saat berumur 10 tahun dan melanjutkan di SMA 1 Bekasi pada usia 12 tahun.
Aditya menuturkan ia tidak pernah sekalipun merasa terbebani ketika mengikuti program akselerasi. Masuk kelas akselerasi memang merupakan keinginannya pribadi, bukan karena dorongan orang tua. “Saya memang sengaja mengambil program akselerasi biar cepat lulus,” kata penggemar buku bacaan bergenre fiksi ilmiah ini.
Menurut pengakuan pria berkacamata ini, dirinya termasuk orang yang tidak memaksakan diri untuk belajar. Usai jam sekolah, ia tetap meluangkan waktu untuk bermain dengan teman-temannya. “Seperti anak-anak lainnya, selepas sekolah saya bermain dengan teman-teman. Kalau tidak, ya jalan-jalan ke mall atau mengunjungi toko buku. Bisa dibilang saya malah jarang belajar. Belajar kalau pas mau ulangan saja dan saat di sekolah,” ujarnya sembari tersenyum.
Setelah dinyatakan lulus pada 2011 lalu, Aditya mendaftar kuliah di UGM melalui jalur SNMPTN Undangan. Ketika itu, ia mengambil Jurusan Teknik Industri sebagai pilihan pertama dan Teknik Sipil sebagai pilihan kedua. Setelah melalui serangkaian tes, akhirnya ia dinyatakan diterima di Jurusan Teknik Industri UGM. “Sebenarnya, saya ingin ambil Jurusan Ekonomi, tapi sama orang tua didorong mengambil Teknik Industri saja karena di SMA saya ambil jurusan IPA. Kata orang tua, di Jurusan Teknik Industri ada muatan pelajaran ekonominya. Ya, saya akhirnya memutuskan untuk mengambil pilihan di jurusan itu,” kata pria yang hobi twitter-an ini.
Masuk UGM sebenarnya bukan pilihan Aditya. Ia melakukan atas saran guru SMA-nya. “Sebenarnya waktu itu saya ingin ambil UI yang dekat dengan rumah, tapi oleh guru saya disarankan untuk ikut tes di UGM saja,” jelas Aditya yang kini kost di Jalan Kaliurang Km 6, Pandega Marta.
Semangat untuk cepat lulus rupanya masih tertanam dalam diri Aditya. Ia menargetkan dapat lulus kuliah di UGM dalam waktu 3,5 tahun. Setelah lulus, ia tidak berencana untuk melanjutkan studi. Aditya justru berkeinginan untuk pindah ke Amerika dan mencari pekerjaan di negeri Paman Sam itu untuk penghidupan yang lebih baik. “Setelah lulus dari UGM, rencananya ingin pindah ke Amerika, cari kerja di sana untuk mengangkat kehidupan orang tua dan adik,” pungkas Aditya yang bercita-cita menjadi manajer perusahaan ini. (Humas UGM/Ika)
sumber: www.ugm.ac.id