Indonesia memiliki ambisi untuk mencapai target kontribusi energi baru dan terbarukan menjadi 25% dari total kebutuhan energi di tahun 2025 dan 40% di tahun 2050. Sejumlah tantangan masih dihadapi untuk mewujudkan target ini, tidak saja terkait aspek teknologi dan lingkungan, namun juga terkait kebijakan, pengaturan harga, aspek sosial dan politik. Adalah sangat penting bagi Indonesia untuk belajar dari negara-negara lain yang sudah lebih maju dalam memanfaatkan energi baru dan terbarukan seperti Swedia. Saat ini produksi energi listrik di Swedia sudah mencapai 50% dari energi terbarukan seperti tenaga air, biomassa dan sampah organik kota dan tenaga angin. Sejak tahun 1990, ekonomi Swedia terus tumbuh namun polusi udara CO2, NOx, dan SOx terus menurun. Salah satu tujuan workshop energy ini adalah untuk belajar dari pengalaman Swedia dalam upaya mereka memanfaatkan energi baru dan terbarukan sehingga kita dapat menerima masukan dan dapat menyusun strategi yang tepat untuk mewujudkan target energi baru dan terbarukan 25% dari total kebutuhan energi di tahun 2025 dan 40% di tahun 2050.
Workshop yang dibuka oleh sekretaris Dewan Energi Nasional Dr. Novian M. Thalib dan Wakil Rektor Senior UGM Prof. Dr. Retno Sunarminingsih M.Sc.Apt menghadirkan para pembicara dari Dewan Energi Nasional (DEN), para Pakar Energi Swedia dari SP Technical Research Institute of Sweden dan Boras Energy and Environment, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, BAPPENAS, PLN, Kemenristek dan FT UGM. Workshop ini dihadiri wakil pemerintah pusat dan pemerintah daerah dari dalam dan luar Jawa. Pada hari kedua, 22 September 2011 dilakukan kunjungan lapangan ke Pantai Baru Bantul untuk melihat penerapan energi baru dan terbarukan berupa energi angin dan energi matahari yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dan produksi es. Proyek energi baru dan terbarukan di Pantai Baru ini diinisiasi oleh Kemenristek dan didukung LAPAN, FT UGM dan Pemda Bantul serta KKP.
Selain kunjungan ke Pantai Baru, peserta juga berkunjung ke Pasar Gamping Sleman dimana sampah buah busuk diubah menjadi listrik. Pemanfaatan energi terbarukan di Pasar Gamping ini diinisiasi oleh FT UGM dan University of Boras di Swedia dan didukung oleh PEMDA Sleman, Pemerintah Kota Boras dan Swedish International Development Cooperation Agency. Setelah kunjungan lapangan akan dilakukan Forum Group Discussion (FGD) untuk membahas pengembangan kerjasama antara Indonesia dan Swedia dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Hasil FGD ini akan dilanjutkan dengan pertemuan di Dewan Energi Nasional di Jakarta pada 23 September 2011 yang melibatkan FT UGM, DEN, Tim Swedia yang terdiri dari para pakar energi dan perusahaan-perusahaan Swedia di Indonesia. (nn)
Materi workshop dapat diunduh disini