Bencana lahar dingin pasca erupsi Gunung Merapi mengakibatkan kerusakan pada daerah yang dilewati jalur aliran lahar dingin. Dari ketiga sungai yang membelah Kota Yogyakarta terdapat satu sungai yang merupakan jalur aliran lahar dingin Gunung Merapi yaitu Sungai Code yang berhubungan langsung dengan Sungai Boyong. Banjir lahar dingin yang melanda Kota Yogyakarta melewati Sungai Code dan luapannya melanda pemukiman yang berada di bantaran sungai, dampak langsung dari banjir tersebut berupa rusaknya prasarana dasar lingkungan pemukiman disamping pemukiman itu sendiri yang berjarak 50 meter dari bibir talud.
Pada erupsi Merapi 2010 lalu, luapan lahar dingin telah banyak mengakibatkan 898 rumah terendam dan jumlah penduduk yang dievakuasi sebanyak 5734 jiwa. Luapan erupsi yang masuk Sungai Code akan memberikan dampak nyata pada turunnya keberhasilan pembangunan serta pertumbuhan ekonomi dan perubahan yang konstruktif pada masyarakat di semua aspek kehidupan serta mengalami perubahan fundamental terhadap penurunan kualitas lingkungan. Permasalahan lain adalah kebijakan tata ruang dan administrasi pertanahan dibantaran Sungai Code. Berdasarkan apa yang ada di bantaran Sungai Code saat ini, diperlukan penataan ulang serta pemberian informasi yang benar kepada masyarakat yang tinggal di sana.Penataan ulang dibutuhkan agar korban jiwa dan kerugian material akibat sektor lingkungan dari bencana dapat diminimalisasi. Kedua, sosialisasi yang baik dan benar akan mampu meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana. Penataan kawasan dan sosialisasi harus terus disenergikan dan berkelanjutan agar komunkasi dan informasi berjalan secara lancar diantara para pemangku kepentingan.
Hal inilah yang menjadi salah satu dasar digagasnya acara Focus Group Discussion “Penataan Kawasan Code Berbasis Risiko Bencana” oleh Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik UGM bekerjasama dengan Bappeda Kota Yogyakarta, yang memandang perlu membahas dan menajamkan koordinasi multipihak dalam menata kawasan Code yang bersih, nyaman serta dalam rangka merencanakan tindaklanjut hasil pemetaan adanya penajaman hasil pemetaan dan perencanaan partisipatif yang sudah dilaksanakan sebelumnya oleh Masyarakat Code untuk mendukung kegiatan penataan kawasan Code yang lebih baik.
Acara diawali dengan sambutan Ketua Jurusan Teknik Geodesi, Bapak Ir. Djurdjani, M.Eng., Ph.D., dan dibuka resmi oleh Dekan Fakultas Teknik UGM, Bapak Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., yang menyampaikan harapan bahwa acara FGD ini dapat menjadi awal terbentuknya konsultasi dan koordinasi antar multipihak dalam menajamkan rencana pembangunan Kawasan code berdasarkan pengurangan risiko bencana.
Dari perwakilan Bappeda Kota Yogyakarta, Bapak Ir. Hari Wahyudi, menyampaikan bahwa acara ini diharapkan dapat membuka pikiran masyarakat untuk revitalisasi kawasan Code, dengan merumuskan pemikiran bersama, salah satunya infrastruktur berbasis mitigasi bencana, dan menggalakkan sinergi antara masyarakat dengan pemerintah daerah terkait.
Acara dilaksanakan di Ruang Sidang I, lantai 3, Jurusan Teknik Geodesi – Fakultas Teknik UGM, dengan sasaran peserta Pemerintah Provinsi DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Forum/ Perwakilan Masyarakat Code, Praktisi dan Akademisi. (indha/BirDek)