YOGYAKARTA-Keanekaragaman kayu tropis yang ada di Indonesia sangat luar biasa. Sayangnya, belum banyak diantara kita yang bersunguh-sunguh menggali potensi kayu khususnya untuk keperluan konstruksi. Inilah yang memotivasi Dr. Ali Awaludin, dosen muda di Jurusan Teknik Sipil UGM, khususnya untuk meneliti tentang perilaku sambungan kayu dengan pembebanan statik dan cyclic seperti gempa.
“ JWRS progress award ini merupakan penghargaan bagi peneliti usia muda yang melalui tulisan-tulisannya telah memberikan pemikirian penting bagi dunia penelitian kayu,” ujar Ali dalam releasenya, Kamis (15/7).
Dalam penelitiannya tersebut Ali mengatakan bahwa keberadaan gesekan atau friksi pada sambungan kayu (misalnya, alat sambung baut dikencangkan dengan sengaja) memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku sambungan. Hal ini juga telah dibuktikan melalui pengujian statik dan pengujian menggunakan meja getar (shake table). Penelitian itu imbuh Ali juga telah ditulisnya dalam Journal Wood Science tahun 2008 silam.
“ Di tahun 2008 itu saya juga menulis dua tulisan lain. Tulisan pertama mengenai cara praktis menghitung kekuatan sambungan kayu dengan alat sambung baut yang disertai friksi. Dan yang kedua saya meneliti pengaruh kembang susut kayu selama satu tahun terhadap kekuatan sambungan kayu dengan friksi,” paparnya.
Menurut Ali, redaman friksi (frictional damping) yang diakibatkan oleh gesekan diantara elemen-elemen kayu saat menerima beban cyclic menjadi salah satu tambahan penjelasan atas anggapan umum bahwa konstruksi kayu dapat berperilaku sangat baik saat terjadi gempa. Melalui model rumah log berskala kecil diatas meja getar ia pun melakukan serangkaian pengujian pengaruh redaman friksi terhadap level percepatan getaran yang dapat ditahan oleh model. Kemampuan model rumah log untuk berperilaku satu-kesatuan atau monlith dengan kerusakan minimum dapat ditingkatkan apabila mekanisme gesekan diantara element-lement rumah log tersebut dibuat lebih baik.
“ Khusus hasil penelitian ini juga telah telah kita sosialisasikan pada International Wood Symposium bulan Juni tahun lalu di Istambul,” urai Ali Awaludin.
Sebelum memperoleh gelar doctor di Universitas Hokaido, Ali Awaludin juga telah meraih gelar master di Chulalongkorn University . Ketertarikannya untuk meneliti mengenai perilaku sambungan kayu dengan pembebanan statik dan cyclic seperti gempa ini diwujudkan ketika ia harus bekerja di dua laboratorium yaitu laboratorium Teknik Kayu Fakultas Pertanian, dan laboratorium Teknik Struktur dan Jembatan Fakultas Teknik Universitas Hokaido. Di akhir September ini Ali akan menyelesaikan kegiatan post-doctoralnya dan kemudian kembali ke UGM untuk melanjutkan dharma baktinya sebagai dosen di Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik (FT) UGM (Humas UGM/Satria)