Sebagai implementasi kerja sama UGM dan PT Kaltim Parna Industri (PT KPI) Bontang (11/10), kedua belah pihak sepakat berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Upaya ini sebagai salah satu langkah untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini.
Kesepakatan ini terungkap saat berlangsung diskusi di Jurusan Teknik Kimia (JTK) FT UGM, Selasa (12/10), yang dihadiri pengurus beserta beberapa dosen JTK dan Direktur Produksi PT KPI, Ir. Hari Triwidodo. Dalam diskusi tersebut, mencuat keinginan dari kerja sama yang telah ditandatangani beberapa hari lalu, PT KPI dalam beberapa tahun ke depan akan mendukung penelitian dosen yang terkait dengan upaya penurunan gas rumah kaca, seperti gas karbon dioksida (CO2), metan (CH4), nitrogen oksida (NOx), dinitrogen oksida (N2O), karbon monooksida (CO), dan sulfur dioksida (SO2). “Ini sebagai upaya tindak lanjut atas nota kesepahaman yang telah ditandatangani Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dan Presiden Direktur PT KPI, Mr. Nayouki Kimura, pada hari Senin (11/10) lalu,” kata Hari Widodo.
Usaha penurunan efek rumah kaca ini, menurut Hari, sejalan dengan upaya PT KPI yang tengah menggiatkan program “Go Green”. Dengan program ini, diharapkan mampu meminimalisasi dampak lingkungan akibat operasional pabrik.
Sementara itu, Ketua JTK FT UGM, Dr. M. Fahrurrozi, dalam diskusi tersebut menyampaikan beberapa alternatif utilisasi gas CO2, antara lain untuk ECBM (Enhanced Coal Bed Methane Recovery), yakni teknik untuk meningkatkan keterambilan CBM (Coal Bed Methane). “CBM adalah gas alam yang didominasi oleh gas metana dan disertai oleh sedikit hidrokarbon lainnya dan gas non-hidrokarbon dalam batubara hasil dari beberapa proses kimia dan fisika,” papar Fahrurrozi. Dikatakan Fahrurrozi, beberapa dosen JTK UGM telah melakukan berbagai penelitian terkait dengan utilisasi gas CO2. Hasil-hasil penelitian ini tentu berpotensi untuk menjadi topik untuk kerja sama beberapa tahun ke depan.
Di akhir diskusi, para peserta melakukan kunjungan ke studio pengembangan software industri JTK UGM untuk mencoba dan melihat Operator Training Simulator (OTS). Dalam kunjungan tersebut, Prof. Dr. Arief Budiman selaku koordinator Process System Engineering Research Group JTK menjelaskan fungsi software bermerk dagang INSCITRON yang mampu mensimulasikan kondisi yang terjadi di pabrik kimia, seperti kondisi normal, start-up, shutdown, emergency, dan malfunction. Tampilan INSCITRON sama seperti fitur-fitur yang ada pada layar human machine interface DCS (Distributed Control System) pada pabrik kimia. “Produk ini sudah diaplikasikan di salah satu pabrik kimia terbesar di Kalimantan Timur. INSCITRON tidak hanya dapat dipakai oleh operator industri, namun juga dapat digunakan oleh process engineer untuk melakukan audit proses, optimasi proses, dan audit energi. Perubahan spesifikasi produk dari pabrik kimia juga dapat dipelajari dengan INSCITRON seandainya terjadi perubahan spesifikasi pada bahan baku”, jelas Arief. (Humas UGM/ Agung)
sumber: ugm.ac.id