Desa Bojong, Dusun 7 terletak di Kabupaten Kulonprogo. Dusun ini dihuni oleh sekitar 90 Kepala Keluarga. Mayoritas mata pencarian penduduk disini adalah sebagai petani. Didusun ini, penduduknya banyak yang memiliki hewan ternak, terutama sapi. Dengan banyaknya sapi, maka kotoran yang dihasilkan setiap harinya sangatlah banyak.
Dengan biogas ini, maka penduduk dapat mempergunakannya untuk memasak kebutuhan sehari-hari. Sehingga dapat menghemat biaya untuk pembelian gas elpigi. Gas yang dihasilkan bisa bertahan hingga sehari semalam. Bahkan menurut Bapak Wagiran, salah satu penduduk, pernah pada saat ketika Dusun 7 melakukan hajatan bersama, pasokan gas yang ada, bisa digunakan untuk memasak selama 1 hari penuh.
Dari 90 kepala keluarga didusun ini, baru terdapat 12 unit biogas untuk mensuplay kebutuhan 15 kepala keluarga. Proses pengolahan limbah kotoran sapi sesungguhnya tidaklah terlalu sulit.
Kotoran sapi dari dalam kandang, oleh warga dikumpulkan menjadi satu didalam tempat penampungan. Dari situ, lalu dimasukkan kedalam degister yang berbentuk seperti sumur. Didalam degister inilah proses penguraian pembentukan gas terjadi. Gas yang dihasilkan dari dalam degister, untuk selanjutnya disalurkan kerumah-rumah warga.
Didalam rumah warga, terdapat suatu alat ukur tekanan gas. Yang digunakan untuk mengetahui ketersediaan gas. Bila degister penuh, maka secara otomatis kotoran didorong ke outlet yang telah disediakan. Outlet tersebut berbentuk DOM besar.
Didalam degister akan terjadi proses pergantian secara otomatis, apabila kotoran yang baru dimasukkan, maka kotoran yang lama akan terangkat dengan sendirinya.
Sisa dari proses penguraian biogas ini pun masih bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.Jadi, warga mendapatkan manfaat ganda dari kotoran ternaknya. Selain, mendapatkan gas untuk memasak, juga bisa mendapatkan pupuk untuk tanaman mereka.
Sehingga, walaupun didesa Bojong, Dusun 7 ini menghasilkan berkubik-kubik kotoran sapi. Akan tetapi itu semua justru membawa manfaat bagi kehidupan warga dusun tersebut. (xx)