SLEMAN-Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX, Kamis (10/2) meresmikan demo plant (demplot) atau instalasi pengolahan limbah buah yang dapat menghasilkan biogas di pasar buah Gemah Ripah Gamping, Sleman. Instalasi pengolahan limbah buah menjadi biogas tersebut merupakan hasil kerja sama UGM, Pemkab Sleman, Pemerintah Kota Boras, Swedia, dan University of Boras. Hadir dalam peresmian tersebut, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Ulrika Polano, Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo, M.Si., Dekan Fakultas Teknik UGM, Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., dan Ketua Koperasi Gemah Ripah, Suharsini.
Siti menambahkan penelitian telah dilakukan mulai 2006 silam. Instalasi yang ada di pasar buah Gamping merupakan hasil riset tingkat laboratorium yang telah dimodifikasi. Diyakini bahwa keberadaan limbah buah bukan semata-mata sebagai sampah, melainkan juga merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan. “Saat ini, telah dibangun dua unit digester, alat untuk memfermentasi sampah buah menjadi biogas, yang dalam satu minggu mampu menghidupkan listrik untuk penerangan sebagian besar kios di pasar buah Gamping dan jalan sekitarnya,” terangnya.
Para pedagang buah pasar buah Gamping yang diwakili oleh Ketua Koperasi Gemah Ripah, Suharsini, juga mengaku dapat memperoleh manfaat dengan adanya instalasi pengolahan limbah buah. Ia berharap instalasi itu dapat menjadi inspirasi bagi pasar buah lain di Yogyakarta dan kota lainnya. “Semoga bisa menjadi inspirasi bagi pasar buah dan tradisional lain yang keberadaannya kini kian terpuruk,” ujar Suharsini.
Sementara itu, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., memberikan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan instalasi limbah buah penghasil biogas ini. Proyek ini, menurut Sudjarwadi, baru merupakan awal dari pengembangan proyek berikutnya yang diharapkan akan semakin mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup. “Mudah-mudahan ini bisa terus dikembangkan pada skala yang lebih besar lagi sehingga akan bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat di Yogyakarta,” kata Sudjarwadi.
Senada dengan Rektor UGM, Bupati Sleman, Sri Purnomo, juga mengatakan adanya manfaat dari instalasi pengolahan limbah buah rintisan UGM tersebut. Keberadaan instalasi itu akan semakin melengkapi laboratorium alam sehingga bermanfaat bagi mahasiswa untuk terus mempelajarinya. “Ini juga bisa menjadi wisata edukasi pula. Apalagi pasar buah Gamping merupakan grosir buah di gerbang kota Yogyakarta,” ujar Sri Purnomo.
Sri Purnomo menjelaskan instalasi pengolahan limbah buah tersebut sekaligus melengkapi pengelolaan sampah mandiri di Sleman. Pengelolaan sampah mandiri di Sleman selama ini telah dilakukan di 10 dusun yang berasal dari 4 Kecamatan, yaitu Mlati, Godean, Pakem, dan Sleman.
Di sisi lain Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX mewakili Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam sambutannya berharap agar instalasi pengolahan limbah buah di pasar Gamping ke depan selain bisa mengatasi krisis limbah sampah sekaligus untuk mengatasi krisis energi. “ Tentu saja juga untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Paku Alam IX.
Duta Besar Swedia untuk Indonesia Ewa Ulrika Polano dalam kesempatan itu memberikan apresiasi atas diresmikannya instalasi pengolahan limbah buah ini. Proyek kerjasama dengan melibatkan UGM dan Pemkab Sleman ini sebelumnya juga telah sukses dilakukan di Swedia. “ Di Boras Swedia bukan hanya pengolahan limbah buah seperti ini tapi kita juga sudah kembangkan proyek energi hingga masalah sanitasi,” kata Ewa.
Usai peresmian yang dilakukan oleh Wakil Gubernur DIY serta penandatanganan MOU antara Fakultas Teknik UGM, Pemkab Sleman dan Koperasi Gemah Ripah, Duta Besar Swedia untuk Indonesia Ewa Ulrika Polano didampingi tamu dan undangan lainnya selanjutnya melakukan peninjauan instalasi pengolahan limbah buah penghasil biogas yang letaknya berada di belakang pasar buah Gamping (Humas UGM/Satria AN)