Ke 33 Bahasa Daerah tersebut yaitu Bahasa Sunda, Cirebon, Lampung, Banjar (Kalimantan), Minang, Bali, Melayu (Kalimantan Barat), Bangka, Bugis, Bungo, Melayu (Bangka Belitung), Ambon, Palu, Madura, Mandailing, Papua, Aceh, Alunir, Betawi, Muara Enim, Bima, Sumbawa, Bengkulu Selatan, Sasak, Jawa, Belitong, Jawa Tengah (Ngapak-ngapak), Banyuwangi, Batak, Palembang, Bugis, Bangka, dan Surabaya. Seluruhnya dibawakan oleh mahasiswa dari masing-masing daerah sebagai Orator. Selain dari Fakultas Teknik, sebagian Orator berasal dari fakultas lain di lingkungan UGM seperti Fakultas MIPA, Fakultas Pertanian, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Peternakan.
Secara garis besar, isi orasi yang disampaikan yaitu tentang kebangsaan, kebangkitan mahasiswa, serta kontribusi mahasiswa terhadap bangsa dan negara. Akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang orasinya mengkritisi kinerja pemerintah, penderitaan rakyat, kompleksnya permasalahan di negeri ini, sampai korupsi KPK.
Menurut Ketua BEM KMFT, Dede Miftahul Anwar, pemilihan tema Orasi dengan Bahasa Daerah Terbanyak ini bukan tanpa alasan. “Mahasiswa UGM terdiri dari berbagai daerah di Indonesia yang berbeda-beda suku, budaya, agama, maupun bahasanya. Dan ini merupakan upaya menciptakan kultur kekritisan mahasiswa yang berbeda-beda tersebut dan membawanya ke daerah masing-masing”, jelasnya.
Rangkaian ‘Main Event BEM KMFT Technovaganza’ ini merupakan persembahan BEM KMFT 2009 yang telah mencapai puncak kepengurusan dan akan diganti oleh kepengurusan yang baru. (nn)