Dalam bidang bangunan keairan, ilmu hidraulika menjadi bagian penting yang tak dapat dipisahkan. Perkembangan ilmu hidraulika telah memungkinkan pembangunan bangunan keairan, misalnya bendung, bendungan, saluran irigasi, penanggulangan banjir dan lahar, penahan erosi sungai dan pantai, pelabuhan, bangunan pantai. Perkembangan ilmu tersebut pun mengalami kemajuan pesat.
Dikatakannya bahwa simulasi banyak digunakan di hampir semua bidang ilmu pengetahuan, bahkan dalam hidup bermasyarakat. Sebagai misal, simulasi gladi bersih pada kegiatan evakuasi bencana tsunami, banjir, dan kebakaran. Dalam kegiatan itu, masyarakat secara sungguh-sungguh menyiapkan evakuasi dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan menghindari kesalahan.
Simulasi hidraulik sering kali digunakan untuk membangun bentuk bangunan keairan, misalnya bendung, bendungan, tanggul sungai, saluran irigasi, pelabuhan, dan sebagainya. Simulasi ini dilakukan dengan menirukan sistem beserta permasalahannya, kemudian menguji tiruan sistem tersebut dengan berbagai skenario permasalahannya. Sistem tersebut meliputi bangunan yang telah ada, yang akan dibangun, dan lingkungannya.
Sebuah bendungan atau bangunan sungai disimulasi kekuatan, fungsi, kinerja, dan pengaruhnya terhadap banjir dan erosi. Sebuah pelabuhan disimulasi untuk mengetahui tinggi dan gaya gelombang, sedimentasi, serta pengaruhnya pada lingkungan. Gelombang tsunami disimulasikan untuk mengetahui daerah yang akan diserang dan intensitas serangannya. Kemudian, jaringan pipa distribusi air minum disimulasikan, antara lain, untuk mengetahui sisa tekanan di lokasi pelanggan beserta kualitas airnya. “Semua simulasi tersebut dilakukan untuk tujuan yang baik, yaitu mengurangi kesalahan perencanaan, baik terduga maupun tak terduga, bahkan mungkin membantu pengambilan keputusan dalam pengelolaan bangunan keairan,” jelas pria kelahiran Kulon Progo, 6 Desember 1958 ini.
Dalam simulasi, selain secara fisik, model dapat ditirukan secara non-fisik, yaitu matematik. Menurut suami Dra. Triwidanti Laksmini Kisdiarsi dan ayah Daniel Lksama Abdonian Radianta ini, persamaan matematika yang digunakan untuk mengganti sistem yang akan disimulasi dikenal sebagai model matematik. Simulasi ini dikenal sebagai simulasi numerik karena proses pengerjaannya dilakukan secara numerik. Dengan demikian, karakter atau sifat air saat mengalir dan lingkungan sekitarnya, seperti bendungan, pintu air, groin, kekasaran dasar sungai atau perairan, ditirukan dengan menggunakan model matematika.
Dengan cara tersebut, kecepatan dan arah aliran, gaya, dan tekanan yang ditimbulkan oleh aliran, elevasi permukaan air, gerakan benda yang terangkut oleh aliran dan sebagainya dapat disimulasikan. “Dengan kemajuan komputer dalam bidang grafis, maka simulasi tersebut dapat divisualisasikan hingga manusia melihat gambar atau video simulasi mirip kondisi fisik yang sesungguhnya,” kata Kepala Lab. Hidraulika Hidrologi PSIT UGM ini. (Humas UGM/ Agung)