Yogya (KU) – Peragaan busana dari bahan sampah daur ulang mewarnai acara Pelepasan Wisudawan Pascasarjana Magister Sains Teknik (MST) UGM, Rabu (28/4). Bertempat di pelataran Gedung MST, puluhan peragawan dan peragawati Dimas dan Diajeng Jogjakarta memamerkan hasil busana kreasi LSM Lestari yang selama ini dikenal berkecimpung dalam pengelolaan sampah menjadi bahan berguna.
Tidak hanya busana, para dimas dan diajeng juga memamerkan beberapa motif tas, baik yang biasa digunakan untuk bepergian ibu-ibu dan kaum perempuan maupun beberapa motif tas laptop. Perpaduan warna putih dan hitam menjadikan beberapa motif tas tampak tampil lebih elegan.
Selain itu, juga ditampilkan busana kasual dan olahraga serta beberapa rompi yang terbuat dari bahan sampah. Bahan sampah tersebut berasal dari kertas dan plastik bungkusan yang tidak terpakai lagi. Sampah-sampah itu kemudian dirajang menjadi bagian kecil-kecil yang dikumpulkan menjadi satu dengan berbagai motif menarik. Tidak hanya kertas dan bekas bungkusan plastik, styrofoam pun ternyata dapat diolah menjadi busana.
Kepada wartawan, Direktur MST UGM, Dr. Agus Maryono, mengatakan acara peragaan busana kali ini sengaja ditampilkan untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa sampah ternyata dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang berguna jika diolah dengan baik. “Kita ingin membuka mata dan hati masyarakat bahwa sampah bisa digunakan dengan baik. Dengan pemanfaatan sampah ini justru memiliki potensi untuk mengurangi kerusakan lingkungan,” kata Agus.
Agus menambahkan MST UGM memiliki Jurusan Teknologi Pengelolaan dan Pengolahan Limbah. Dari berbagai kegiatan praktik jurusan ini, telah dihasilkan beberapa alat teknik untuk mengelola berbagai jenis sampah, di antaranya alat perajang sampah plastik dan kertas. Selain alat perajang sampah, juga dihasilkan alat untuk menghasilkan metanol dari bahan sampah buah-buahan. “Kita sudah memiliki alat teknik sekitar 250 buah, hasil desain dari mahasiswa lulusan MST. Alat ini masih sebatas skala rumah tangga. Mahasiswa yang telah lulus dan kembali ke daerah biasanya akan kembali ke kampus untuk memanfaatkan hasil desain mereka. Itu pun setelah mereka memiliki peluang di daerah untuk bisa memanfaatkan alat itu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua LSM Lestari, Agus Hartono, mengatakan pihaknya sering melakukan kerja sama dengan MST UGM terkait dengan pengembangan Jurusan Teknologi Pengelolaan dan Pengolahan Limbah. Hasil karya busana dari sampah daur ulang yang dibuat LSM Lestari beberapa di antaranya telah mendapat penawaran dari beberapa pengusaha lokal meskipun baru sebatas pada busana kasual dan t-shirt. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
sumber: ugm.ac.id