Supriyanto, tenaga kependidikan FT UGM, berusaha mengoptimalkan lahannya untuk berkebun. Pak Pri, panggilan akbrabnya, berkebun di halaman rumah yang berukuran 40 x 400 cm di atas permukaan corblok, dan di atas pagar tembok depan rumah.
Meskipun terbilang sempit, namun terdapat beberapa tanaman buah seperti pisang morosebo, pandan wangi, lombok, sawi, tomat, gambas jumbo, seledri, strawbery, cincau hijau, kangkung, jahe merah.
“Semampu lahan menampung. Maklum hanya memanfaatkan teras rumah yg sangat sempit, itupun harus dengan beberapa cara,” jelas Pak Pri. Salah satunya, dengan membuat tanggul di atas permukaan corblok, kemudian diberi media tanam, baik di polybag, pot yang diletakkan, pot gantung, kaleng bekas, botol bekas.
Sebagai staf yang bekerja 5 hari kerja, Pak Pri mengolah kebunnya sebelum atau setelah bekerja. Selain itu, bersama anak dan istri di hari libur meluangkan waktu bersama untuk berkebun; mulai dari membeli media tanam, pot, bibit, kemudian menyemaikannya. “Sebagian hasil semaian kami besarkan sendiri, sebagian kami tawarkan kepada tetangga. Untuk perawatan, kami lakukan tiap sore,” jelasnya.
Proses pemupukan untuk penyuburan tanah dan tanaman, tidak menggunakan pupuk khusus. “Hanya tiap mususi beras, airnya kami siramkan ke tanaman. Ternyata bikin subur,” ungkapnya.
Berkebun, bagi Pak Pri merupakan cara menyalurkan hobi, usaha untuk memanfaatkan lahan sempit, berkontribusi untuk menghijaukan lingkungan, serta turut memberi contoh agar warga sekitar atau tetangga gemar menanam. “Kebetulan kan saya jadi Ketua RW punya program kampung hijau. Nah, saya harus memberi contoh dulu, termasuk membagi-bagikan bibit dan media tanam ke warga,” ungkapnya.
Menanam juga menjadi upaya Pak Pri untuk memproduksi oksigen, sebagai bagian dari mewujudkan lingkungan dengan udara bersih. Hasil tanamnya dimanfaatkan sebagai dukungan hidup sehat dengan dikonsumsi sendiri. Selain itu, sebagai bagian dari hidup bermasyarakat, Pak Pri juga membagi-bagikan kepada tetangga sekitar, atau orang-orang yang lewat di depan rumah.
Apa yang dilakukan Pak Pri, meskipun dalam lingkup kecil, merupakan bagian dari kontribusinya turut mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan, utamanya upaya merespon perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan keluarga dan masyarakat khususnya terkait pangan. (Humas FT: Purwoko)