Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) dengan PT ThorCon Power Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama untuk Penilaian Keselamatan dari salah satu reaktor nuklir Generasi-IV yang direncanakan akan dibangun di Indonesia dengan daya 500 MW bernama Thorium Molten Salt Reactor (TMSR-500) dan dikembangkan oleh PT ThorCon Power Indonesia (Senin, 6 Juni 2022).
Penandatanganan dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Selo, S.T., M.T., M. Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik UGM bersama dengan Bob S. Effendi selaku Direktur Operasi PT ThorCon Power Indonesia.
Penilaian Keselamatan Tingkat Tinggi dari Desain Keselamatan TMSR-500 ini merupakan kegiatan yang disyaratkan oleh Pemerintah melalui rekomendasi dari dari Kemenko Maritim dan Investasi sebagai konsideran rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Indonesia.
Sebelumnya, ThorCon telah bekerjasama melakukan Penilaian Keselamatan Tingkat Tinggi dari Desain Keselamatan TMSR-500 pada aspek kegempaan, tsunami, banjir, kondisi cuaca ekstrem, dan lainnya bersama sebuah perusahaan konsultan keteknikan independen asal Spanyol, Empresarios Agrupados Internacional (EAI). Empresarios Agrupados Internacional memiliki kapasitas dalam melakukan analisis teknologi pembangkitan listrik yang mencakup tenaga nuklir selama lebih dari 50 tahun.
Reaktor TMSR-500 merupakan inovasi teknologi pembangkitan listrik tenaga nuklir yang akan menjawab kebutuhan energi Indonesia dengan sumber energi non-intermiten yang bebas karbon, berbiaya rendah, dan memiliki keselamatan tinggi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang memiliki volatilitas harga tinggi. Demikian pernyataan manajemen ThorCon pada saat penandatanganan kerja sama dengan EAI.
Fakultas Teknik UGM ditunjuk untuk melakukan Penilaian Keselamatan Tingkat Tinggi dari Desain Keselamatan TMSR-500 pada aspek kegunungapian dan kebakaran hutan dan asap untuk melengkapi hasil penilaian yang dilakukan oleh EAI sebelumnya. Tugas penting FT UGM adalah membuat ringkasan eksekutif yang dikaji bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Hasilnya akan disampaikan kepada Pemerintah sebagai rekomendasi dalam menetapkan kebijakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pertama di Indonesia.
Dekan FT UGM dalam kata sambutannya menyatakan bahwa penandatanganan ini merupakan sebuah sejarah bagi Fakultas Teknik UGM, terkhusus Teknik Nuklir. Teknik Nuklir melangkah satu step ke depan apa yang telah direncanakan oleh para pendiri, yaitu terwujudnya PLTN pertama di Indonesia. “Meninjau kembali rencana pemerintah untuk mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060, energi nuklir dikategorikan sebagai Energi Baru Terbarukan, tentunya hal ini merupakan sebuah peluang besar untuk kita semua,” ungkapnya.
Melalui kolaborasi ini, Bob S. Effendi berharap Fakultas Teknik UGM dapat menjadi center of excellence teknologi Molten Salt Reactor (MSR) di dunia. Kedepannya, FT UGM dapat memberlakukan kurikulum pembelajaran dan penelitian yang menitikberatkan pada inovasi pengembangan teknologi MSR sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan desain TMSR-500 di Indonesia. (Rilis PT ThorCon dan DTNTF)