Program Studi Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik UGM meluluskan 176 insinyur baru. Lulusan dilantik oleh Dekan FT UGM Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dan Ketua Umum PII Dr. Ir. Heru Dewanto, M.Sc (Eng)., IPU. yang juga Alumni T. Sipil FT UGM, pada Selasa (9/7/19) di Grha Sabha Pramana UGM.
Diantara peserta tersebut terdapat beberapa pejabat BUMN, pejabat Kementerian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian, rektor universitas, dosen, serta profesional lainnya. Misalnya Hermanto Dwiatmoko – Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub (masa bakti 2014-2017), Iwan Agung Firstantara – Dirut PT. Pembangkit Jawa-Bali, Agung Dharmawan – Direktur Teknologi dan Operasi PT. Len Railway Systems, Dedy Rahmad Utomo – Karyawan di PT. Kaltim Methanol Industri. Keempat peserta tersebut memperoleh IPK 4.0.
Selain itu ada pula Edi Nur Salam – Direktur Prasarana BPTJ Kemenhub, Zamrides – Direktur Keselamatan Perkeretaapian DJKA Kemenhub, serta Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, S.T., M.T., I.P.M. Asean Eng. – Rektor Universitas Tarumanegara. Beberapa instansi dan perusahaan yang karyawannya mengikuti pelantikan periode ini antara lain: PT. Kaltim Methanol Industri, PT. Len Railway Systems, PT. Pupuk Iskandar Muda Aceh, PT. Petrokimia Gresik. Peserta terbanyak, 77 peserta, berasal dari Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (MASKA), wadah organisasi yang beranggotakan para pakar dan profesional yang memiliki perhatian beserta keilmuan di bidang perkeretaapian.
Pada periode ini, selain 4 peserta yang memperoleh IPK 4.0, tercatat peraih IPK cumlaude sebanyak 47 peserta, sangat memuaskan 101 peserta. Hal menarik, pada pelantikan periode ini tercatat peserta tertua atas nama Prof. I Made Bendiyasa dalam usia 69 tahun 6 bulan.
Peserta pelantikan berasal dari berbagai latar pendidikan; teknologi informasi, teknik arsitektur, teknik sipil, teknik geologi, teknik elektro, teknik mesin, teknik industri, dan lainnya.
Dalam sambutannya, Dekan FT UGM menyampaikan bahwa insinyur di Indonesia teregistrasi di ASEAN, sehingga mobilitas insinyur antar negara akan lebih intensif. Sementara Ketua Umum PII mengingatkan bahwa insinyur harus melaksanakan profesinya sesuai standar layanan, dan menaati kode etik. (Humas FT: Rahma & Purwoko/Review: Subagyo, Ph.D./Foto: Eko H)